Sunday, April 22, 2012

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI HASIL BELAJAR


Tujuan utama dari kegiatan penilaian adalah untuk mengethaui apakah kompetensi dasar yang telah ditetapkan sudah dapat dicapai oleh siswa atau belum. Untuk keperluan tersebut guru perlu menyusun prosedur penilaian dalam bentuk kisi-kisi pengukuran. Kisi-kisi pengukuran tersebut antara lain berisi :
(a) aspek yang akan diukur : kognitif, afektif, atau psikomotor,
(b) jenis alat ukur yang digunakan : tes atau non-tes,
(c) teknik atau cara pengukurannya : tertulis, lisan, atau perbuatan
(d) cara penskoran serta pengolahannya.

Pengumpulan dan Pengolah Informasi Hasil Belajar dari Tes Tertulis
Informasi hasil belajar yang diperoleh dari tes tertulis dikumpulkan dari hasil tes tertulis yang telah dikerjakan siswa, baik yang berasal dari ulangan harian, tes tengah semester, ataupun tes akhir semester. Jenis tes yang sering digunakan di lapangan adalah tes objektif  dan tes uraian.

A. Memeriksa dan Mengolah Hasil Tes
1.      Memeriksa Hasil tes Objektif
Cara yang paling umum dilakukan oleh para praktisi pendidikan di lapangan adalah dengan pemeriksaan secaar manual. Cara ini tepat dilakukan jika jumlah peserta tesnya tidak terlalu banyak.  Jika jumlah peserta tes sangat besar, maka pemeriksaan secara manual dirasa tidak efektif lagi. Jika peserta tes dalam jumlah besar maka dapat menggunakan fasilitas komputer untuk menskor dan mengolahnya. Pembacaan jawaban siswa dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan mesin pembaca (scanner machine) dan untuk mengolah data selanjutnya dapat digunakan komputer.

2.      Memeriksa Hasil Tes Uraian
Pemberian skor atau scoring merupakan masalah serius dalam pemeriksaan hasil tes uraian. Menurut Hopkins dan kawan-kawan (1990) terdapt lima faktor yang menjadi permasalahan pada saat memeriksa hasil tes uraian yaitu ketidaktetapan pemeriksa dalam memberikan skor, adanya hallo effect, carri over effect, order effect, dan adanya efek penggunakan bahasa serta tulisan siswa.

3.      Mengolah Data Hasil Tes
1)      Untuk tes objektif (tanpa formula tebakan)
Persentase penguasaan = x 100 %

2)      Untuk tes uraian :
Persentase penguasaan = x 100 %

B.     Pengumpulan dan Pengolahan Informasi haisl Belajar dari Unjuk Kerja Siswa

 Informasi hasil belajar yang diperoleh dari unjuk siswa kerja siswa, baik yang berupa unjuk kerja yang langsung diamati guru, pembuatan laporan, pengumpulan hasil karya, pengumpulan portofoio dan lain sebagianya. Satu hal yang tidak kalah penting adalah informasi yang berkenaan dengan proses selama menghasilkan karya tersebut.

Untuk memperoleh informasi tersebut sudah barang tentu guru harus mempersiapkan pedoman pengamatan yang dilengkapi dengan kriteria penskoran. Inilah yang dikenal dengan rubrik

PENILAIAN RANAH AFEKTIF



A.    Konsep Dasar
Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat penting. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut sehingga mereka akan dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
Fakta yang ada sampai saat ini pembelajaran masih didominasi pada pengembangan ranah kognitif.
Menurut Krathwohl (dalam Gronlund dan Linn, 1990), ranah afektif terdiri atas lima level yaitu : (1) receiving, (2) responding, (3) valuing, (4) organization, dan (5) characterization. Level yang paling rendah adalah receiving dan paling tinggi characterization.
Karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri, dan nilai.
  1. Sikap
Menurut Fishbein dan Ajzen seperti dikutip oleh Mardapin (2004), sikap didefinisikan sebagai predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang.
  1. Minat
Menurut Getzel (dalam Mardapi, 2004), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian.
  1. Konsep Diri
Konsep diri adalah penilaian yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemhana diri sendiri.
  1. Nilai
Nilai merupakan suatu keyakinan yang dalam tentang perbuatan, tindakan atau perilaku yangdianggap baik dan yang dianggap tidak baik (Rokeach dalam Mardapi, 2004)

B.     BEBERAPA CARA PENILAIAN RANAH AFEKTIF
Seperti halnya dengan penilaian pada ranah kognitif atau psikomotor, penilaian pada ranah afektif dapat dilakukan dengan berbagai cara. Menurut Ericson (dalam Nasoetion dan Suryanto, 2002), penilaian afektif dapat dilakukan dengan cara.
1.      Pengamatan langsung
2.      Wawancara
3.      Angket atau kuesioner
4.      Teknik proyektil
5.      Pengukuran terselubung

Kelima cara tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan dalam memperoleh data. Jika jumlah responden yang akan diteliti banyak maka penggunaan angket atau kuesioner dinilai paling efektif.

C.     LANGKAH – LANGKAH PENGEMBAGNAN INSTRUMEN AFEKTIF
1.      Merumuskan tujuan pengukuran afektif
Pengembangan alat ukur sikap bertujuan untuk mengetahui sikap siswa terhadap sesuatu objek, misalnya sikap siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Sikap siswa terhadap sesuatu dapat positif atau negatif, hasil pengukuran sikap sangat bermanfaat untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk siswa.
Alat ukur minat bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat siswa terhadap sesuatu. Hasil pengukuran minat akan bermanfaat bagi sekolah untuk mengidentifikasi dan menyediakan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan minat siswa. Sedangkan bagi siswa akan bermanfaat untuk mempelajari sesuatu objek sesuai dengan minatnya.
2.      Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur
Setelah tujuan pengukuran ditetapkan maka langkah berikutnya adalah merumuskan definisi konpsetual dari afektif yang akan diukur
3.      Menentukan definisi Operasional dari setiap afektif yang akan diukur
Penentuan definisi operasional dimaksudkan untuk menentukan cara pengukuran definisi konseptual
4.      Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah indikator
Indikator merupakan petunjuk terukurnya definisi operasional.
5.      Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pernyataan – pernyataan dalam instrumen
Penulisan instrumen atau alat ukur dapat dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran.
6.      Meneliti kembali setiap butir pernyataan
Penelitian kembali instrumen yang selesai ditulis sebaiknya dilakukan oleh orang yang telah memiliki banyak pengalaman dalam mengembangkan alat ukur afektif minimal dua orang
7.      Melakukan uji coba
Perangkat instrumen yang telah ditelaah dan diperbaiki, disusun dan diperbanyak untuk kemudian diujicobakan di lapangan
8.      Menyempurnakan instrumen
Data yang diperoleh dari hasil uji coba selanjutnya kita olah untuk memperoleh gambaran tentang validitas dan reliabilitas instrumen tersebut.
9.      Mengadministrasikan instrumen
Yang dimaksud dengan mengadministrasikan instrumen adalah melaksanakan pengambilan data di lapangan.

Friday, April 20, 2012

Poster Pendidikan Komputer dan Media Pembelajaran Universitas Terbuka

Hai.. temen mahasiswa Universitas Terbuka
aku mw sedikit share tentang tugas Komputer dan Media Pembelajaran

tentang Pembuatan Poster
berikut aku kasih contoh poster tentang pendidikan....
bisa langsung disedot via ziddu...
Klik di bawah ini :

contoh 1

(Catatan ; program menggunakan corel X3)

Untuk RPP nya bs kalian download (di sini)

OK Guy's,, have fun's with UT community!!!!


Wednesday, April 18, 2012

PENGERTIAN, KLASIFIKASI DAN KARAKTERISTIK ANAK TUNADAKSA



Tunadaksa dapat didefinisikan sebagai bentuk kelainan atau kecacatan pada sisitem otot, tulang, persendian dan saraf yang disebabkan oleh penyakit, virus, dan kecelakaan baik yang terjadi sebelum lahir, saat lahir dan sesudah kelahiran. Gangguan itu mengakibatkan gangguan koorinasi, komunikasi, adaptasi, mobilisasi dan gangguan perkembangan pribadi.

Klasifikasi anak tunadaksa ditinjau dari sistem kelainannya dapat dibedakan atas kelainan pada sistem cerebral dan kelainan pada sistem otot dan rangka. Kelainan pada sisitem cerebral berupa cerebral palsy yang menunjukkan kelainan gerak, sikap dan bentuk tubuh, gangguan koorinasi, dan kadang disertai gangguan psikologis dan sensoris karena adanya kerusakan pada masa perkembangan otak. Cerebral palsy diklasifikasikan menurut derajat perkmbangan otak. Cerebral palsy diklasifikasikan menurut derajat kecacatannya, yaitu ringan, sedang dan berat. Klasifikasi berdasrkan fisiologi kelainan gerak adalah spastik, dyskensia (atetoid, rigid tremor) dan campuran.
Kelainan pada sistem otot dan rangka berupa pliomyelitis, muscle dystrophy, dan spina bifida. Poliomyelitis merupakan suatu infeksi penyakit pada sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh virus polio yang mengakibatkan kelumpuhan yang bersifat menetap dan tidak mengakibatkan gangguan kecerdasan atau alat-alat indra.

Kelumpuhan dibedakan atas tipe spinal, bulbair, bulbospinal, dan encephalistis. Muscle dystrophy adalah ejnis penyakit otot yang disebabkan oleh faktor keturunan dan mengakibatkan otot tidak berkembang karena mengalami kelumpuhan yang sifatnya progresif dan simetris. Spina bifida merupakan jenis kelainan pada tulang dan belakgn yang ditandai dengan terbukanya satu atau 3 ruas tulang belakang dan tidak tertutup lagi selama masa perkembangan sehingga fungsi jaringan saraf terganggu dan terjadilah kelumpuhan.

Karakteristik anak tunadaksa ditinjau dari beberapa segi, antara lain :
  1. Karakteristik akademis anak tudanadaksa meliputi ciri khas kecerdasan, kemampuan kognisi, persepsi dan simblisasi mengalam kelainan karena terganggunya sisitem cerebral sehingga mengalami hambatan dalam belajar, dan mengurus diri. Anak tundaksa karena kelainan pada sistem otot dan rangka tidak terganggu sehingga dapat belajar, seperti anak normal.

  1. Karakteristik sosial/emosional anak tunadaksa menunjukkan bahwa konse diri dan respons serta sikap masyarakat yang negatif terhadap anak tunadaksa mengakibatkan anak tunadaksa merasa tidak mampu, tidak berguna dan menjadi rendah diri.
Akibatnya, kepercayan dirinya hilang dan akhirnya tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Mereka juga menunjukkan sikap mudah tersinggung, mudah marah, lekas putus asa, rendah diri, kurang dapat bergaul, malu dan suka menyendiri, serta frustasi berat.

  1. Karakteristik fisik/kesehatan anak tunadaksa biasanya selain mengalami cacat tubuh, juga mengalami gangguan lain, seperti sakit gigi, berkurangnya daya pendenganran, penglihatan, gangguan bicara, dan gangguan motorik.

Tujuan utama pendidikan anak tunadaksa adalah terbentukyna kemandirian dan keutuhan pribadi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sekurang-kurangnya tujuh aspek yang perlu dikembangkan melalui pendidikan pada anak tunadaksa, yaitu :
  1. Pengembangan intelektual dan akademik
  2. Membantu perkembangan fisik
  3. Meningkatkan perkembangan emosi dan penerimaan diri anak
  4. Mematangkan moral dan spiritual,
  5. Meningkatkan ekspresi diri
  6. Mempersiapkan masa depan anak

Anak Tundaksa dapat mengikuti pendidikan pada sekolah berasrama, sekolah tidak berasrama, kelas khusus penuh, kelas reguler dan khusus, kelas umum dibantu oleh guru khusus, kelas dengn konsultan guru-guru umum, dan kelas normal, serta ruang sumber.

Penyelenggaran pendidikan jalur persekolahan bagi anak tunadaksa menggunakan kurikulum PLB untuk anak tunadaksa tahun 1994, Pengembangan Kurikulm, garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) , dan Pedoman Pelaksanaan Kurikulum.

Satuan pendidikan yang ada dalam kurikulum PLB 1994 berjenjang mulai TKLB, SDLB, SLTPLB, dan SMLB. Semua satuan pendidikan tersebut mereapkan sistem caturwulan, sedangkan perencanaan kegiatan belajarnya dapat meliputi perencanaan tahunan, caturwulan, harian dan perencanaan pendidikan yang diidividualisasikan (PPI)

Dalam memberikan pendidikan pada anak tunadaksa ada 2 prinsip utama, yaitu prinsip multisensori dan individualisasi. Demikian juga dengan kondisi ruangan belajarnya. Ia membutuhkan rancangan khusus sehubungan dengan kondisi anak tunadaksa mengalami gangguan motorik maka sebaiknya bangunan gedung sekolah dirancang dengan memprioritaskan 3 kemudahan, yaitu mudah ke luar masuk, mudah bergerak dalam ruangan dan mudah mengadakan penyesuaian.

Menurut isitlah, anak tulanaras adalah anak yang bertingkahlaku kurang sesuai dengan lingkungan. Perilakunya sering bertentangan dengan norma-norma yang terdapat di masyarakat tempat ia berada. Penggunaan istilah tunalaras sangat bervariasi berdasarkan sudut pandang tiap-tiap ahli yang mengemukakannya.

Definisi tunalaras juga beraneka ragam. Dalam UURI No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan luar biasa,  dinyatakan bahwa tunalaras adalah gangguan atau kelainan tingkah laku sehingga kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Klasifikasi anak tunalaras juga beraneka ragam, seperti berikut ini :
  1. Menurut Rosembera dkk. (1992), klasifikasi anak tunalaras yang bersiko tinggi adalah hyperactive, agresif, pembangkang, dan lain-lain serta ada yang beresiko rendah adalah autisme dan skizofrenia, anak bahagia melihat api, sering meninggalkan rumah dan lain-lain.
  2. Sistem klasifikasi yang dikemukakan oleh Quay (1979) adalah gangguan perilaku atau kekacauan tingkah laku, kecemasan penarikan diri, ketidakmatangan dan agresi sosialisasi.

Secara umum anak tunalaras menunjukkan ciri-ciri tingkah laku yang ada persamaannya pada setiap klasifikasi, yaitu kekacauan tingkah laku, kecemasan dan menarik diri, kurang dewasa dan agresif bersosialisasi.
Karakterisitk tingkah laku yang dikemukakan oleh Hallahan dan Kauffman (1986) ada empat dimensi, yaitu kaakteristik anak yang mengalami kekacauan tingkah laku; sering merasa cemas dan menarik diri; kurang dewasa dan agresif bersosialisasi. Setiap dimensi tersebut mengakibatkan penyesuaian sosial, sekolah dan masyarakat yang buruk.

Karakteristik akademik anak tunalaras ditandai dengan seringnya mereka mengalami kegagalan karena adanya kesulitan dalam mengadakan penyesusian dengan aturan sekolah dan belajar

Karakteristik sosial/emosional ditandai dengan masalah penyesuaian sosial yan salah dan dapat menimbulkan gangguan bagi orang lain dan ditandai dengan tindak agresif dan kejahatan, sedangkan kareakteristik emosional anak tunalaras ditandai dengan hal-hal yang menekan anak dan rasa gelisah atau perilaku sampingan, seperti malu, rasa rendah diri, dan sangat agresif.

Karakteristik fisik/kesehatan anak tunalaras ditandai dengan gangguan makan, gangguan tidur, gangguan gerakan, gagap, buang air (kencing dan berak) tidak terkendali, serta jorok.

Kebutuhan pendidkan anak tunalaras dapat dipenuhi dengan cara menata lingkungan sekolah yang kondusif, agar anak tidak berkembang ke arah tunalaras dan kegagalan akademik. Lungkungan yang menyenangkan, tidak membosankan, harmonis dalam hubungan, penuh perhatian, menerima apa adanya dan terbuka, serta teladan yang baik akan mengantarkan anak untuk mencapai keberhasilan pendidikannya.

Teknik penyembuhan dan program pendidikan abgi anak tunalaras berdasarkan pada berbagai model, diantaranya adalah model biogenetik, model behavioral, psikodinamika, dan model ekologis.

Teknik pendekatan/cara mengatasi masalah perilaku anak tunalaras adalah gabungan dari beberapa teknik atau model di atas. Seperti teknik perawatan dengan obat, modifikasi perilaku, strategi psikodinamika dan ekologis.

Hiperaktivitas mempunya iciri gerak yang terlalu aktif, tidak tersinggung dan sulit memperhatikan dengan baik. Penyebabnya adalah disfungsi otak, kekurangan oksigen, kecelakaan fisik, keracunan serbuk timah, kekurangan gizi, minuman keras dan mengonsumsi obat terlarang saat kehamilan.

Beberapa teknik utama mengatasi perilaku yang menyimpang pada anak hiperaktif adalah dengan medikasi/penggunaan obat, diet, modifikasi tingkah laku, lingkungan yang terstruktur, pengendalian diri, modeling dan biofeedback.

Distrakbilitas merupakan kesulitan memusatkan perhatian pada stimulus yang relevan secara efisien. Penyebabnya adalah adanya disfungsi mnimal otak, gangguan metabolisme, kelainan fisik minimal, faktor lingkungan dan keterlambatan perkembangan.

Pendekatan untuk menangani distrakbilitas adalah dengan lingkungan yang terstruktur dan stimulus yang terkendali, modifikasi materi dan strategi pembelajaran, serta modifikasi tingkah laku.

Anak dikatakan impulsif jika cenderung menuruti kemauan hatinya dan terbiasa beraksi cepat tanpa berpikir panjang dalam situasi sosial maupun pada tugas-tugas akademik. Penyebabnya adalah faktor keturunan, cemas, budaya, disfungsi saraf, perilaku yang dipelajari dari lingkungan, salah asuh, dan trauma kehidupannya.

Beberapa cara/metode utuk mengendalikan impulsif diantaranya adalah melatih verbalisme aktivitasnya, modifikasi tingkah laku, serta mengajarkan seperangkat keterampilan kepada anak.

HAKIKAT BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD



Latar belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah karena adanya :
  1. Kesadaran tentang perbedaan individual
  2. Kesadaran akan perlunya sistem pengajaran dan pelayanan kependidikan yang berpusat pada kebutuhan dan karekteristik anak
  3. Kesadaran akan perlunya penerapan konsep demokrasi dalam pendidikan
  4. Kesadaran akan permasalahan individu dalam kehidupan masyarakat yang selalu berubah dan berkembang
  5. Kesadaran akan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan yang modern

Bimbingan merupakan bagian integral dari upaya pendidikan, oleh sebab itu bimbingan juga merupakan bagian dari tugas guru sebagai pendidik yang tidak dapat dipisah-pisahkan dengan tugas mengajar dan tugas administrasi. Dalam hal ini bimbingan diartikan sebagai suatu proses membantu individu siswa untuk dapat memahami diri, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depannya sehingga diharapkan dapat mencapai perkembangan yang optimal sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat yang demokratis.

Anggapan-anggapan yang keliru tentang bimbingan dan konseling :
  1. Bimbingan diberikan hanya kepada anak yang bermasalah atau salah suai (Maladjusted)
  2. Guidance for all (Bimbingan untuk semua anak)
  3. Bimbingan diperuntukkan bagi siswa sekolah lanjutan
  4. Bimbingan sama dengan nasihat
  5. Bimbingan adalah tugas para ahli
  6. Bimbingan adalah obat mujarab untuk semua penyakit tingkah laku
  7. Bimbingan disamakan dengan konseling

Adapun tugas-tugas perkembangan anak SD atau pola perilaku yang seyogianya ditampilkan anak SD meliputi :
(1)           Sikap dan kebiasaan dalam berimtaq (iman dan taqwa)
(2)           Pengembangan kata hai moral dan nilai-nilai
(3)           Pengembangan keterampilan dasar dalam membaca –menulis – berhitung (calistung)
(4)           Pengembangan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari
(5)           Belajar bergaul dan bekerja salam kelompok sebaya
(6)           Belajar menjadi pribadi yang mandiir
(7)           Mempelajari keterampilan fisik sederhana
(8)           Membina hidup sehat
(9)           Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin
(10)       Pengembangan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial

Bimbingan memiliki tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum bimbingan adalah membantu perkembangan sisiwa secara optimal, sedangkan tujuan khusunya bergantung kebutuhan dan karakterisitik tugas perkmebngan siswa atau tahap perkembangan sisiwa.

INDIVIDU, KELOMPOK SOSIAL DAN MASYARAKAT


 
Seseorang dilahirkan sebagai suatu sistem yang tidak dapat dipisah-pisahkan (individe) antara subsistem jasmani dan subsistem rohani. Dia lahir sebagai ”individu” yang memiliki kelengkapan fisik-biologis dan potensi-potensi psikologis yang berkembang dan dapat dikembangkan. Individu berhubungan dengan orang perorangan atau pribadi, berarti individu bertindak sebagai subjek yang melakukan sesuatu hal, subjek yang memiliki pikiran, subjek yang memiliki keinginan, subjek yang memiliki kebebasan, subjek yang memberi arti (meaning) pada sesuatu, subjek yang mampu menilai tindakan sendiri dan tindakan orang lain.

Dalam kehidupan keseharian setiap individu manusia akan saling berinteraksi secara komplementer dan timbal balik. Sebagai akibat dari hubungan-hubungan yang terjadi di antara individu-individu ini maka lahirlah kelompok-kelompok sosial yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama, dimulai dari kelompok sosial terkecil, yaitu keluarga, masyarakat hingga suatu bangsa. Namun, tidak semua himpunan manusia dapat dikatakan kelompok sosial, melainkan terdapat persyaratan-persyaratan tertentu dan klasifikasinya.

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu. Masyarakat terbentuk karena manusia-manusia menggunakan pikiran, perasaan, dan keinginan-keinginannya dalam memberikan reaksi terhadap lingkungannya.

Masyarakat sebagai sistem sosial di dalamnya terdapat unsur-unsur yang saling berhubungan seperti kepercayaan dan pengetahuan, perasaan, tujuan, status dan peran, kaidah atau norma, sanksi dll.

Hubungan antara individu dan masyarakat pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga pendapat, yaitu pendapat yang menyatakan bahwa :
(1)   masyarakat yang menentukan individu
(2)   Individu yang menentukan masyarakat
(3)   Individu dan masyarakat saling menentukan


KELEMBAGAAN (SOCIAL INSTITUTION)

Beberapa pendapat para ahli sosiologi tentang pengertian kelembagaan (Social Instituation). Menurut Soerjono Soekanto (1982:191) mendefinisikan bahwa lembaga kemasyarakat adalah ”sesuatu bentuk dan sekaligus mengandung pengertian-pengertian yang abstrak perihal norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi ciri-ciri dari lembaga kemasyarakatan. Sedangkan menurut Koentjaraningrat ( 1984:165) adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku masyarakat. Pranata sosial diberi arti sebagai sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.

Lembaga kemasyarakatan terbentuk melalui proses disebut sebagai lembaga institusional, atau kelembagaan nilai-nilai yang dibentuk untuk membantu hubungan antar manusia di dalam masyarakat. Nilai-nilai yang mengatur tersebut dikenal dengan istilah norma yang mempunyai kekuatan mengikat dengan kekuatan yang berbeda-beda. Norma-norma tersebtu dapat dibedakan seperti berikut : cara (ussage), kebiasaan (folkways), tata kelakuan (mores), dan adat istiadat (custom).

Lembaga kemasyarakat di samping seperti yang dijelaskan tersebut di atas, lembaga kemasyarakat juga memilki ciri-ciri dan tipe-tipe berdasarkan; pelembagaannya, sistem nilai, penyebarannya dan bagaimana penerimaan di masyarakat.

Dalam lembaga kemasyarakatan juga terdapat social control (stem pengendalian sosial) yang dilakukan bertujuan untuk mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat, baik yang bersifat preventif maupun represif.

Tuesday, April 17, 2012

Download Gratis Semua RPP SD

RPP DAN SILABUS KELAS 1
RPP Tematik Kelas 1 SD Bekarakter
Silabus Tematik Kelas 1 SD Berkarakter
RPP DAN SILABUS KELAS 2
RPP TEMATIK BERKARAKER SD KELAS 2
SILABUS TEMATIK Berkarakter  KELAS DUA
RPP DAN SILABUS KELAS 3
RPP TEMATIK BERKARAKTER KELAS 3 SD
SILABUS TEMATIK BERKARAKTER KELAS 3 SD
RPP DAN SILABUS BERKARAKTER KELAS 4 TERBARU
Berikut RPP Berkarakter Kelas 4 SD/MI

Silabus Berkarakter Kelas 4 SD/MI
RPP DAN SILABUS BERKARAKTER KELAS 5 TERBARU
RPP Berkarakter Kelas 5 SD

Silabus Berkarakter Kelas 5 SD
RPP DAN SILABUS BERKARAKTER KELAS 6 TERBARU
RPP Berkarakter Kelas 6 SD

Silabus Berkarakter Kelas 6 SD
RPP DAN SILABUS BERKARAKTER BAHASA INGGRIS 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 TERBARU
RPP Bahasa Inggris Berkarakter Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 SD
Silabus Bahasa Inggris Berkarakter Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 SD
RPP DAN SILABUS BERKARAKTER PAI 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 TERBARU
RPP PAI Berkarakter Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 SD
Silabus PAI Berkarakter Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 SD
RPP DAN SILABUS BERKARAKTER PENJAS / PJOK 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 TERBARU
RPP PENJAS / PJOK Berkarakter Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 SD
Silabus PENJAS / PJOK Berkarakter Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 SD
RPP DAN SILABUS BERKARAKTER SENI BUDAYA / SBK 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 TERBARU
RPP SENI BUDAYA / SBK Berkarakter Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 SD
Silabus SENI BUDAYA / SBK Berkarakter Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 SD
Sources            : Search Engines http://caridata.blogspot.com/
Keyword         : RPP Berkarakter, Silabus Berkarakter
Format File      : Word / Doc
^_^ Terimakasih Semoga Bermanfaat ^_^
…………………………………………….xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx…………………………………………………..
PROGRAM SEMESTER KELAS 1
PROGRAM SEMESTER KELAS 2
PROGRAM SEMESTER KELAS 3
PROGRAM SEMESTER KELAS 4
PROGRAM SEMESTER KELAS 5
PROGRAM SEMESTER KELAS 6
PROGRAM SEMESTER BAHASA INGGRIS
PROGRAM SEMESTER PAI
PROGRAM SEMESTER PENJASKES / PJOK
…………………………………………….xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx…………………………………………………..
  • RPP SD (IPS)
  • RPP SD (Matematika)

  • RPP SD (PKn)
  • RPP SD (Pendidikan Agama Islam)
  • RPP SD (Olah raga / Penjaskes)
  • RPP SD (SBK)
  • RPP SD (TIK)
  • RPP SD (Bahasa Indonesia)
  • RPP SD (Bahasa Inggris)
  • RPP SD (Bahasa Sunda)
  • RPP SD (Bahasa Arab)
  • RPP SD (Bahasa Jawa)
  • RPP SD (Bahasa Sunda)
…………………………………………….xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx…………………………………………………..
  • RPP TEMATIK SD
Kelas 1 sem 1 :
Tema :
Kelas 1 sem 2
Tema :
Tematik kelas 2 sem 1
Tema :
Kelas 2 sem 2
Tema :
Kelas 3 sem 1 dan 2 :
Tema (lengkap)  :
…………………………………………….xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx………………………………………………..
SPIDER WEEB
·         SPIDER WEEB KELAS I SEMESTER I
·         SPIDER WEEB KELAS I SEMESTER II
·         SPIDER WEEB KELAS II SEMESTER I
·         SPIDER WEEB KELAS II SEMESTER II

SILABUS TEMATIK
·         KELAS I SEMESTER I
·         KELAS I SEMESTER II
·         KELAS II SEMESTER I
·         KELAS II SEMESTER II
·         KELAS III SEMESTER I
·         KELAS III SEMESTER II
·        SBK KELAS III SEMESTER I
·         SBK KELAS III SEMESTER II
SILABUS KELAS IV
·         MATEMATIKA KELAS IV SEMESTER I
·         MATEMATIKA KELAS IV SEMESTER II
·         IPA KELAS IV SEMESTER I
·         IPA KELAS IV SEMESTER II
·         IPS KELAS IV SEMESTER I
·         IPS KELAS IV SEMESTER II
·         BAHASA INDONESIA KELAS IV SEMESTER I
·         BAHASA INDONESIA KELAS IV SEMESTER II
·         PKn KELAS IV SEMESTER I
·         PKn KELAS IV SEMESTER II
·        SBK KELAS IV SEMESTER I
·        SBK KELAS IV SEMESTER II

SILABUS KELAS V
·         MATEMATIKA KELAS V SEMESTER I
·         MATEMATIKA KELAS V SEMESTER II
·         IPA KELAS V SEMESTER I
·         IPA KELAS V SEMESTER II
·         IPS KELAS V SEMESTER I
·         IPS KELAS V SEMESTER II
·         BAHASA INDONESIA KELAS V SEMESTER I
·         BAHASA INDONESIA KELAS V SEMESTER II
·         PKn KELAS V SEMESTER I
·         PKn KELAS V SEMESTER II
·        SBK KELAS V SEMESTER I
·        SBK KELAS V SEMESTER II
SILABUS KELAS VI
·         MATEMATIKA KELAS VI SEMESTER I
·         MATEMATIKA KELAS VI SEMESTER II
·         IPA KELAS VI SEMESTER I
·         IPA KELAS VI SEMESTER II
·         IPS KELAS VI SEMESTER I
·         IPS KELAS VI SEMESTER II
·         BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER I
·         BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER II
·         PKn KELAS VI SEMESTER I
·         PKn KELAS VI SEMESTER II
·        SBK KELAS VI SEMESTER I
·        SBK KELAS VI SEMESTER II
…………………………………………….xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx………………………………………………..
Download Gratis Semua KKM SD LENGKAP
Bagi yang membutuhkan KKM SD lengkap
Silahkan Download semua KKM SD di bawah ini :
Catatan :
  • Insya Allah Semua Gratis.
  • Untuk mempermudah semua file sudah dalam bentuk Ms word. jadi bisa di kurangi dan ditambahkan sesuai dengan keperluan.
  • jangan Lupa Komentarnya di tunggu yah.
  1. KKM KELAS 1
  2. KKM KELAS 2
  3. KKM KELAS 3
  4. KKM KELAS 4
  5. KKM KELAS 5
  6. KKM KELAS 6
  7. KKM PENDIDIKAN AGAMA
  8. KKM BAHASA INGGRIS
  9. KKM BAHASA SUNDA
…………………………………………….xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx…………………………………………………..
Download Admnistrasi Pendidikan
Ktsp
Lpjk3s
…………………………………………….xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx…………………………………………………..
  • Pengetahuan Organisasi
Silahkan Download semua Pengetahuan tentang keorganisasian di bawah ini :
Catatan :
Insya Allah Semua Gratis.
Untuk mempermudah semua file sudah dalam bentuk Ms word.
Jangan Lupa Komentarnya di tunggu yah.
…………………………………………….xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx…………………………………………………..
  • Download Software Mengajar
…………………………………………….xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx…………………………………………………..
Download Lagu Wajib Nasional
…………………………………………….xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx…………………………………………………..