Saturday, October 19, 2013

Model-model Pembelajaran IPA



Kegiatan Belajar 1
Konstruktivisme dalam pembelajaran IPA
A.    Pandangan Tentang Belajar dan Mengajar
Tugas guru dalam mengajar antara lain adalah membantu transfer belajar. Tujuan transfer belajar ialah menerapkan hal-hal yang telah dipelajari pada situasi baru, artinya apa yang telah dipelajari itu dibuat umum sifatnya.
Bigge (dalam Dahar, 1989) merangkum perbedaan penting antara teori belajar perilaku dan teori belajar kognitif. Seorang guru penganut teori perilaku berkeinginan untuk mengubah perilaku siswanya, sedangkan guru yang berorientasi teori kognitif berkeinginan untuk mengubah pemahaman siswanya.
Sesungguhnya ada dua kutub belajar dalam pendidikan, yaitu tabula rasa dan konstruktivisme. Menurut rujukan tabula rasa siswa diibaratkan sebagai kertas putih yang dapat ditulisi apa saja oleh gurunya atau ibarat wadah kosong yang dapat diisi apa saja oleh gurunya. Menurut rujukan konstruktivisme setiap orang yang belajar sesungguhnya membangun pengetahuannya sendiri.
1.      Struktur Kognitif
Struktur kognitif seseorang pada suatu saat meliputi segala sesuatu yang telah dipelajari oleh seseorang.
2.      Konsep dan konsepsi
Konsep dan konsepsi merupakan dua istilah yang sering dipertukarkan penggunannya, padahal keduanya berbeda baik dalam pengertian maupun penggunaannya. Konsep bersifat lebih umum dan dikenal atau diumumkan berdasarkan kesepakatan, sedangkan konsepsi bersifat khusus atau spesifik dan individual.

B.     Pandangan Konstruktivis tentang Belajar IPA
1.      Belajar sebagai perubahan konsepsi
Menurut pandangan konstuktivisme keberhasilan belajar bergantung bukan hanya pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa.
2.      Perubahan konsepsi dalam Pembelajaran IPA
Dalam perspektif konstruktivisme belajar itu merupakan proses perubahan konsepsi. Olah karena belajar dipandang sebagai perubahan konsepsi maka dapat dikatakan belajar merupakan suatu kegiatan yang rasional.
3.      Pentingnya Konteks
Perubahan konsepsi akan terjadi apabila kondisi yang memungkinkan terjadinya perubahan konsepsi terpenuhi dan tersedia konteks ekologi konsepsi untuk berlangsungnya perubahan itu.

C.     Model-model pembelajaran untuk perubahan konsepsi
Dikenal beberapa model pembelajaran yang dilandasi konstruktivisme yaitu model siklus belajar, model pembelajaran generatif, model pembelajaran interaktif, model CLIS dan model strategi pembelajaran kooperatif atau CLS. Masing-masing model tersebut memiliki kekhasan tersendiri tetapi semuanya mengembangkan kemampuan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional.

D.    Contoh model pembelajaran konstruktivisme
Salah satu contoh yang disarankan adalah memulai dari apa yang menurut siswa hal yang biasa, padahal sesungguhnya tidak demikian.
Dicontohkan model untuk pembelajaran mengenai cacing tanah melalui ketiga tahap dalam pembelajaran konstruktivisme
1.      Fase eksplorasi
2.      Fase klrafikasi
3.      Fase Aplikasi


Kegiatan Belajar 2
Model Pembelajaran

Salah satu pembelajaran yang ditawarkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran IPA seklah dasar adalah model pembelajaran yang didasarkan pada pandangan konstruktivis karena dianggap paling sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA.
Model pembelajaran IPA yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivis ini memperhatikan dan mempertimbangkan pengetahuan awal siswa yang mungkin diperoleh di luar sekolah.
A.    Model Pembelajaran Interaktif
1.      Pengertian
Model ini dirancang agar siswa bertanya dan kemudian menemukan jawaban dari pertanyaan mereka sendiri.

2.      Langkah-langkah model pembelajaran interaktif
a.       Persiapan
b.      Kegiatan penjelajahan
c.       Pertanyaan anak
d.      Penyelidikan
e.       Refleksi

3.      Contoh Model Pembelajaran Interaktif
a.       Persiapan
b.      Kegiatan Penjelajahan
c.       Pertanyaan anak
d.      Penyelidikan
e.       Refleksi

4.      Kebaikan dan keterbatasannya
Salah satu kebaikan dari model pembelajaran interaktif adalah bahwa siswa belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan dan mencoba menemukan jawaban terhadap pertanyaannya sendiri dengan melakukan kegiatan (Observasi, penyelidikan)
Sayangnya karena dipolakan seperti itu, ternyata model ini menjadi rutin dan kehilangan tujuannya yang esensi.

B.     Model Pembelajaran Terpadu (Integrated)
1.      Pengertian
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model yang sedang trend dilakukan dewasa ini. Berdasarkan sifat keterpaduannya pembelajaran terpadu dapat dibedakan menjadi tiga, yakni model dalam satu disiplin ilmu, model antar bidang dan dalam lintas siswa.
Perkembangan dan kebutuhan anak dapat diterangkan sebagai berikut : Siswa SD secara alamiah tidak dapat berpikir dan memandang mata pelajaran serta terkotak-kotak.
Karakteristik mata pelajaran IPA perlu diperhatikan dalam menyusun pembelajaran terpadu. IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitarnya yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti penyelidikan penyusunan dan pengjujian gagasan.
2.      Langkah-langkah Penyusunan Model Pembelajaran Terpadu.
3.      Contoh model pembelajaran terpadu
4.      Kebaikan dan keterbatasannya
Melalui pembelajaran siswa diajak untuk melakukan pengelompokan berdasarkan hal yang teramati oleh mereka. Keterbatasannya jika konsepnya sudah kompleks, sulit dipadukan atau guru mengalami kesulitan untuk memadukannya.

C.     Model pembelajaran siklus belajar (Learning Cycle)
1.      Pengertian
Suatu program pengembangan pendidikan saisn di Amerika Serikat.
2.      Urutan Pembelajaran
a.       Eksplorasi
b.      Pengenalan konsep
c.       Penerapan konsep
3.      Contoh model pembelajaran siklus belajar (Kelas 5 caturwulan ke-1)
a.       Tujuan
b.      Konsep : Hubungan antarmakhluk hidup
4.      Kebaikan dan keterbatasannya.
Jumlah tahap yang hanya tiga termasuk sederhana dan mudah diingat namun memunculkan situasi konflik tidak selalu berhasil.

D.    Model Pembelajaran Belajar IPA atau CLIS (Children Learning in Science)
1.      Pengertian
Rangkaian fase pembelajaran pada model CLIS oleh Driver (1988) diberi nama general structure of a constructivist teaching sequence
2.      Urutan Pembelajaran
Model CLIS terdiri atas lima tahap utama yakni :
a.       Orientasi
b.      Pemunculan gagasan
c.       Penyusunan ulang gagasan
d.      Penerapan gagasan
e.       Pemantapan gagasan
3.      Contoh Model Pembelajaran CLIS
Contoh model CLIS untuk konsep pernapasan dikelas IV caturwulan ke-2
4.      Kebaikan dan keterbatasannya
Kejelasan setiap tahap dalam CLIS tidak selalu mudah dilaksanakan, walaupun semula direncanakan dengan baik. Kesulitan ini terutama untuk pindah dari satu fase ke fase lainnya, terutama dari pertukaran gagasan ke situasi konflik.

HUKUM-HUKUM PERKEMBANGAN ANAK




A.      Prinsip Dasar Perkembangan
Carol Gestwicki (1995) mengemukakan beberapa prinsip dasar perkembangan.
a.       Terdapat urutan yang dapat diramalkan
b.      Tahapan sebagai landasan bagi perkembangan berikutnya
c.       Terdapat waktu-waktu yang optimal
d.      Merupakan hasil interaksi faktor biologis dan lingkungan
e.       Perkembangan maju sebagai kesatuan yang saling berhubungan, dengan semua aspek yang saling mempengaruhi
f.       Individu berkembang sesuai dengan waktunya
g.      Berlangsung dari yang sederhana ke yang kompleks

Penelitian Sutterly dan Donnely mengenai proses pertumbuhan menghasilkan sepuluh prinsip dasar pertumbuhan
1.      Perubahan adalah kompleks dan semua aspek-aspeknya berhubungan sangat erat
2.      Pertumbuhan mencakup hal-hal kunatitatif dan kualitatif
3.      Pertumbuhan adalah proses yang berkesinambungan dan terjadi secara teratur
4.      Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat keteraturan arah
5.      Tempo pertumbuhan tidak sama
6.      Aspek-aspek yang berada dari pertumbuhan berkembang pada waktu dan kecepatan yang berbeda
7.      Kecepatan dan pola pertumbuhan dapat dimodifikasi oleh faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik
8.      Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat masa-masa kritis
9.      Pada suatu organisme ada kecenderungan untuk mencapat potensi perkembangan optimal
10.  Setiap individu tumbuh caranya sendiri yang unik

B.       Hakikat Pengalaman Belajar
Albert Bandura (1969) menjelaskan sistem pengendalian perilaku belajar adalah perubahan perilaku sebagai fungsi pengalaman. Di dalamnya tercakup perubahan-perubahan afektif, motorik, dan kognitif yang tidak di hasilkan oleh sebab-sebab lain. Bandura menjelaskan sistem pengendalian perilaku yaitu:
1.      Stimulus control
Perilaku manusia yang muncul di bawah pengendalian langsung dari peristiwa-peristiwa stimulus eksternal.
2.      Outcome control
Perilaku manusia yang dilakukan ditentukan untuk mencapai hasilnya.
3.      Symbolic control
Pertimbangan dalam situasi-situasi tertentu perilaku itu dikendalikan oleh rangsangan dari luar maupun hasil yang dicapai.

Beberapa ide umum tentang pengalaman belajar:
1.      Keterlibatan dalam pengalaman belajar mempunyai pengaruh penting terhadap pembelajaran
2.      Suasana yang bebas dan penuh kepercayan akan menunjang kehendak peserta didik
3.      Strategi yang mendalam dapat dipergunakan dengan memperhatikan beberapa aspek
4.      Pembelajaran berpengaruh kepada hal-hal khusus
5.      Banyak pengaruh yang dapat dipelajari melalui model sedang peserta didik berusaha menirunya



C.      Kegiatan Perkembangan dengan Pengalaman Belajar
Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan. Pengalaman belajar seseorang sangat erat kaitannya dengan gaya belajar, cara belajar, yang dipengaruhi oleh berbagaivariabel, yaitu: faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan.

Langkah pertama yang perlu dilakukan pada awal pengalaman belajar ialah mengenali modalitas kita masing-masing yaitu bagaimana menyerap informasi dengan mudah. Apakah modalitas kita visual, auditorial, ataupun kinestik.

D.      Anak Berkembang Sebagai Pribadi yang Utuh
Konsepsi pengajaran tradisional yang mementingkan perkembangan intelektual berubah. Sekolah modern lebih memperhatikan seluruh pribadi anak itu, baik mengenai segi emosi, sosial, jasmani maupun segi intelektualnya. Sekolah beruaaha dengan sengaja mengembangkan semua aspek pribadi anak dengan memberikan bahan pelajaran yang sesuai dengan cara penyampaian yang bervariasi.

Profil Kurikulum SD di Beberapa Negara



Guru sekolah dasar perlu memiliki wawasan mengenai profil kurikulum di negara lain sehingga akan memberikan pemahaman yang lebih luas kepada para guru mengenai sejauh mana kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dan kendala-kendala dalam pelaksanaan kurikulum di negara lain.
Malaysia adalah negara tetangga terdekat dengan Indonesia. Tujuan pendidikan di Malaysia dimanifestasikan dalam the National Philosophy of Education yang menyatakan bahwa pendidikan adalah upaya yang terus-menerus untuk mengembangkan profesi individu secara holistik dan berintegrasi serta menganut azas keseimbangan secara harmonis antara aspek intelektual, spiritual, emosional dan fisik, didasarkan pada keyakinan dan ketaatan kepada Tuhan.
Malaysia menggunakan sistem kurikulum yang dikembangkan secara nasional yang diterapkan pada seluruh level sekolah, terutama sekolah dasar dan sekolah menengah. Peranan kurikulum sekolah diarahkan kepada pengembangan individu secara holistik melalui penanaman pengetahuan umum dan keterampilan, penanaman sikap dan nilai-nilai moral.
Kurikulum berbasis konten dan keterampiolan. Isi pada setiap subjek memperkuat dan mempermudah pengembangan keterampilan-keterampilan dasar, penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir. Setiap mata pelajaran harus selalu memasukkan penanaman nilai-nilai moral dan sikap dan memperbaiki penggunaan bahasa Melayu dan bahasa lainnya.
Kurikulum terpadu sekolah dasar (ICPS) di Malaysia dibagi ke dalam dua fase, fase pertama terdiri dari atas kelas 1,2, dan 3 kemudian fase kedua, yaitu kelas 4, 5, dan 6. ICPS sangat konsisten kepada tigas area, yaitu komunikasi, manusia dan lingkungan, serta pengembangan diri.
Filipina adalah negara yang berpenduduk sekitar 70 juta orang. Implementasi kurikulum sekolah menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Filipino. Pada level sekolah dasar, bahasa Inggris digunakan dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, Sains, dan Kesehatan. Sedangkan bahasa Filipino digunakan dalam mata pelajaran Civic dan Kebudayaan, Pendidikan Karakter, Home Economic Education, Musik, Kesenian, dan Pendidikan Fisik. Pada level sekolah dasar, sistem persekolahan di Negara Filipina sama dengan di Indonesia yaitu menerapkan durasi 6 tahun. Pendidikan sekolah dasar di Filipina termasuk pendidikan wajib.
Kebijakan pengembangan kurikulum di Filipina dirancang oleh Departemen Pendidikan, Kebudayaan dan Olahraga. Dalam 5-10 tahun mendatang, reviu kurikulum difokuskan pada identifikasi dan implementasi kurikulum inti. Kurikulum yang dikembangkan berpusat kepada siswa dan berbasis masyarakat, terdiri atas mata pelajaran inti yang dipelajari setiap hari.lembaga yang dilibatkan dalam pengembangan kurikulum sekolah dasar, yaitu Cuddiculum Development Divisions pad Biro Pendidikan Dasar dan Menengah, Biro Pendidikan Nonformal dan Olahraga, institusi pendidikan guru, perguruan tinggi yang mengembangkan pendidikan sains dan matematika serta organisasi-organisasi profesional. Pendekatan dalam mendesain kurikulum yang digunakan di Filipina yaitu kurikulum yang berbasis konten dan kompetensi.
Dalam sejarah pendidikan di Amerika Serikat, penentuan apa yang harus diajarkan di sekolah merupakan hak yang dimiliki oelh masyarakat lokal dan negara bagian atau provinsi yang disebut States. Dengan demikian, isi kurikulum sangat beragam, disesuaikan dengan keadaan masyarakat dan negara bagian tersebut.
Pada dasarnya proses pengembangan kurikulum dipusatkan pada tingkat negara bagian (state), namun demikian para guru, sekolah, ataupun distrik dapat mendesain sendiri program yang ditawaran sesuai dengan pedoman/petunjuk yang dikeluarkan negara bagian. Pada akhirnya sekolah dan guru bertanggung jawab untuk menentukan apa yang harus diajarkan dan bagaimana mengajarkannya, serta membuat pertimbangan terhadap setiap aturan, kebijakan-kebijakan, dan penilaian.