A
Hakikat Menyimak
Keterampilan menyimak merupakan kegiatan yang paling awal
dilakukan oleh anak manusia bila dilihat dari proses pemerolehan bahasa.
Sebelum anak dapat melakukan berbicara, membaca, aolagi menulis, kegiatan
menyimaklah yang pertama kali dilakukan. Secara berturut-turut pemerolehan
keterampilan berbahasa itu pada umumnya dimulai dari menyimak, berbicara,
membaca dan terakhir menulis.
Kata menyimak dalam bahasa Indonesia memiliki kemiripan
makna dengan mendengar dan mendengarkan. Oleh karena itu, ketiga istilah itu
sering menimbulkan kekacauan pemahaman, bahkan sering dianggap sama sehingga
dipergunakan secara bergantian (Akhadiah.,1991/1992; Tarigan, 1986; Tarigan,
1990) Kata menyimak, sering disamadengankan mendengarkan, sedangkan
mendengarkan sering tidak dibedakan dari mendengar. Bahkan, Kridalaksana (1993)
menggunakan mendengar untuk istilah menyimak, sebagi terjemahan listening.
Agar dapat diperoleh kesamaan konsep atau pengertian
tentang ketiga istilah tersebut, berikut ini akan dibicarakan satu demi satu
dengan urutan mendengar, mendengarkan dan menyimak.
Mendengar merupakan salah satu kegiatan menangkap suara,
atau tanpa direncanakan oleh yang melakukan kegiatan tersebut. Dalam Kamus
Besar bahasa Indonesia (Moeliono, 1989) dinyatakan bahwa mendengar artinya
dapat menangkap suara atau bunyi dengan telinga. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Akhadiah. (1991/1992) yang menyatakan bahwa mendengar merupakan
kegiatan menangkap suara atau bunyi dengan telinga secara kebetulan atau tidak
drencakan. Apa yang didengar itu mungkin tidak dimengerti maknanya. Sejalan
dengan itu, Tarigan (1990) menyatakan bahwa mungkin suara yang didengar itu
masuk telinga kanan, keluar dasri telinga kiri,
Pada umumnya, kegiatan menyimak tidak dapat dikenakan pada
suara seperti letusan ban, orang batuk, anjing menyalak, deu mobil, debur ombak
dan suara yang sejenis dengan itu. Oleh karena itu, agaknya dalam bahasa
Indonesia kalimat atau tuturan seperti di bawah ini, tidak dapat diterima :
1.
*Tagor sedang menyimak deru mobil
di pinggir jalan
2.
Pak Dokter sedang menyimak batuk
pasiennya
3.
Narti duduk di pantai menyimak
debur ombak
Ketiga kalimat atua tuturan tersebut tidak dapat diterima
atau dianggap salah karena penggunaan kata menyimak yang tidak pada tempatnya.
Kegiatan menyimak dapat dilakukan oleh seseorang dengan
buyi bahasa sebagai sasarannya, sedsangkan mendengar dan mendengarkan
sassarannya dapat beurpa bunyi apa saja. Itulah salah satu ciri khas yang ada
dalam kegiatan menyimak. Selain itu, kegaitan menyimak dilakukan dengan sengaja,
atau terecana dan ada usaha untuk
memahami atau menikmati apa yang disimaknya. Tarigan (1990) menyatakan bahwa
hakikat adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan.
Kegiatan menyimak sudah mencakup mendengarkan, dan pada
akhirnya memahami apa ynag disimaknya. Untuk dapat memahmi isi bahan simakan
diperlukan suatu proses. Proses tersebut terdiri dari enam tahapan seperti
tampak pada diagram berikut ini :
Perbedaan tujuan dapat menyebabkan adanya perbedaan aktivitas
menyimak. Tujuan menyimak itu sendiri menurutnya dapat diklasifikasikan menjadi
enam, yaitu mendapat fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi fakta, mendapat
inspirasi, menghibur diri dan meningkatkan kemampuan berbicara (Tarigan, 1990).
Bila digambarkan dalam bentuk diagram, tampak seperti berikut :
Atas dasar uraian dan contoh di atas, kiranya dapt
dinyatakan bahwa istilah mendengarkan dan menyimak memang memiliki kaitan
makna, dan sifatnya hierarkis. Kesamaan makna dari ketiganya terletak pada alat
yang digunkaan sama yaitu indera pendengaran, sedang sasarannya dapat sama
yaitu bunyi bahasa. Perbedannya, terletak pada (1) ada tidaknya unsur
kesengajaan, (2) ada tidaknya usaha untuk memahmi atau menikmati dan (3) menyimak
telah mengandung unsur mendengar dan mendengarkan, dan bukan sebaliknya.
Bila ketiga isitlah itu digambarkan dalam bentu carta akan
tampak seperti di bawah ini,
Aspek/unsur
|
Mendengar
|
Mendengarkan
|
Menyimak
|
Sasaran
|
Bunyi apa saja
|
Bunyi apa saja
|
Bunyi bahasa
|
Kegiatan
|
Tidak sengaja
|
Sengaja/terencana
|
Sengaja/
terencana
|
Makna/arti
Sasaran
|
Belum tentu dapat
dipahami
|
Belum tentu dapat
dipahami
|
Diusahakan dapat
dipahami atau dinikmati
|
Jenis – jenis bahan simakan :
1.
menyimak berita,
2.
petunjuk,
3.
dialog,
4.
iklan dan
5.
pidato
B. Hubungan menyimak dengan berbicara
Menyimak harus dikaitkan dengan berbicara. Kedua kegiatan
ini merupakan proses interaksi antarwarga dalam masyarakat yang ditopang oleh
alat komunikasi yang disebut bahasa yang dimiliki dan dipahami bersama.
Komunikasi dengan menggunakan bahasa sebagai alatnya disebut komunikasi verbal.
Ada pula komunikasi lain dengan menggunakan gerak-gerik, isyarat atau bendera
sebagai alatnya. Kegiatan komunikasi dengan menggunakan alat bukan bahasa seperti
itu dinamakan komunikasi non verbal. Pada kenyataannya, komunikasi verbal
itulah yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi verbal itulah
yang kita ajarkan di sekolah-sekolah.
Secara sederhana dapat kita katakan, menyimak merupakan proses
memahmi pesan yang disampaikan melalui bahasa lisan. Sebaliknya, berbicara
adalah proses penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa lisan. Pesan yang
diterima oleh penyimak bukanlah wujud aslinya melainka berupa bunyi bahasa yang
kemudian dialihkan menjadi bentuk semula yaitu ide atau gagasan yang sama
seperti yang dimaksudkan oleh pembicara. Di situ kita temukan adanya kaitan
antara menyimak dengan berbicara. Berdasarkan jenis bahasa yang digunakan,
menyimak dan berbicara termasuk keterampilan berbahasa lisan. Dengan berbicara
seseorang menyampaikan informasi melalui ujaran kepada kita. Dengan menyimak
kita menerima informasi melalui ujaran kepada kita. Dengan menyimak kita
menerima informasi dari seseorang. Pada kenyataannya, peristiwa berbicara selalu
dibarengi dengan peristiwa menyimak. Atau peristiwa menyimak pasti ada dalam
peristiwa berbicara. Dalam kegiatan komunikasi keduanya secara fungsional tidak
terpisahkan. Dengan demikian, komunikasi lisan tidak akan terjadi jika kedua
kegiatan itu, yaitu berbicara dan menyimak, tidak berlangsung sekaligus dan
tidak saling melengkapi.
Penyimak ideal adalah orang yang kemampuan menyimaknya
sangat tinggi. Ciri-ciri penyimak, ideal seperti berikut ini :
(1)
Kesiapan fisik dan mental
(2)
Motivasi dan kesungguhan
(3)
Objektif dan menghargai
pembicaraan
(4)
Menyeluruh dan selektif
(5)
Tanggap situasi dan kenal arah
pembicaraan
(6)
Kontak dengan pembicara
(7)
Merangkum isi pembicaraan
(8)
Menilai dan menanggapi hasil
pembicaraan
Trimakasih
ReplyDelete