A. HAKIKAT METODE BERCAKAP – CAKAP DAN TANYA
JAWAB
1. Hakikat Metode Bercakap – cakap
Salah satu cara anak belajar adalah
memalui bercakap – cakap . pengetahuan yang
telah mereka dapatkan akan selalu diperkuat melalui bercakap – cakap.
Pada saat bercakap – cakap, anak juga akan belajar bagaimana bahasa digunakan
untuk menyampaikan pesan.
Pada usia 3 tahun, standar jumlah
kosa kata yang dapat dicapai oleh anak adalah 2.000 – 4.000 kata. Sementara
pada usia 4 tahun, jumlah kosa kata yang
mampu dicapai anak antara 4.000 – 6.000
kosa kata.
Bercakap – cakap adalah bagian dari
kecakapan bahasa yang bersifat ekspresif karena anak diminta untuk menggunakan
simbol – simbol bahasa dalam
berkomunikasi. Selain itu dalam kegiatan bercakap – cakap, anak usia 3 –
4 tahun telah mampu mengembangkan 6 jenis kegiatan bercakap – cakap yang
berorientasi pada percakapan sosial ( Social Speech ) ( Jalongo,2007). Kegiatan
bercakap – cakap in I akan terlihat dalah bahasa yang mereka gunakan dalam
beberapa aktivitas yang dilakukan, yaitu :
a.
Play Talk, digunakan oleh anak ketika mereka
mengekspresikann kepribadiannya ketika bermain.
b.
Negotiation Talk, digunkan oleh anak ketika
mereka meminta kesediaan orang lain agar mereka dapat bergabung dalam suatu
aktivitas, memilih suatu peran dan mengatasi suatu tantangan.
c.
Excluding Talk, digunakan oleh anak keteikia
mereka tidak mengizinkan anak lain masuk ke dalam permainan.
d.
Challenge Talk, digunakan sebagai bentuk ketidak
setujuan anak terhadap pandangan dan peran orang lain.
e.
Empatic Talk, digunakan ketika anak menempatkan
dirinya pada posisi anak yang sedang mendapat masalah dan anak mencoba
menawarkan solusi serta dukungannya.
f.
Information and understanding Talk, digunakan
oleh anak untuk bercakap – cakap dengan orang lain, memperluas pertanyaan
tentang masalah dan topik – topik yang menurut mereka penting dan bermakna.
2. Hakikat Metode Tanya Jawab
Bentuk pertanyaan
yang dapat digunakan dalam metode tanya jawab dapat berupa pertanyaan tertutup
( closed question ) dan pertanyaan terbuka ( open-ended question ). Pertanyaan
tertutup adalah pertanyaan yang memungkinkan orang yang ditanya akan langsung
mengetahui jawabannya. Dan lebih ditujukan untuk menguji orang yang ditanyai
sebagai contoh: apakah warna bajumu? Selain itu, pertanyaan ini tidak
perlu pemikiran yang mendalam karena orang yang ditanya pada umumnya dapat langsung
mengetahui jawabannya. Sementara pertanyaan terbuka merupakan kebalikian dari
pertanyaan tertutup karena pertanyaan yang diajukan tidak dapat dijawab dengan
cara yang sederhana seperti “ya” atau “tidak”. Selain tiu, pertanyaan terbuka
juga menuntut anak untuk berpikir lebih inovatif, seperti “apa cara lain yang
dapat kamu lakukan jika…..?” atau “dapatkah kamu mengatakan pada Ibu bagaimana
….?”.
Bryen &
Gallaher ( 1983 ), dikutp Nilsen mendeskripsikan hierarki pertanyaan tertutup,
dimulai dari pertanyaan yang meminta palinmg sedikit jawaban sampai dengan yang
diminta paling banyak jawaban. Hierarki tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Pertanyaan ya/tidak, contoh : “kamu mau makan?”
b.
Apa ( objek ), contoh :”apakah itu?”
c.
Apa ( tindakan ), contoh : apa yang kamu
lakukan?”
d.
Di mana ( lokasi ), contoh “dimana rumahmu?”
e.
Apa ( sifat ), contoh “apa warna bajumu?”
f.
Siapa ( orang ), contoh : “Siapa yang
membangunkanmu pagi itu?”
g.
Siapa ( kepemilikan ),contoh : “sepatu siapa
ini?”
h.
Yang mana ( kepemilikan ), contoh : :yang manan
sepatumu?
i.
Kapan ( waktu ), contoh : “kapan kamu pulang
dari sekolah?”
j.
Bagaimana ( pola ), contoh : “bagaimana caranya
kamu membuat lipatan ini?”
k.
Mengapa ( sebab-akibat ), contoh : “mengapa
piring ini pecah?”
Jalongo menjelaskan pertanyaan terbuka bisa digunakan
setelah pendidik dan anak membaca buku bersama – sama. Pendidik dapat
mengajukan pertanyaan terbuka dalam tiga gradasi dari yang paling nyata sampai pada
yang abstrak yaitu sebagai berikut :
a.
Right – there question, digunakan oleh anak
untuk berpikir literal dan memberikan jawaban singkat yang dapat ditemukan
dengan benar dalam sebuah cerita. Contoh : “berapa jumlah hewan yang
bersembunyi dibalik semak – semak?”
b.
Inference qustion, digunakan oleh anak dalam membaca
deratan teks dan melengkapi informasi yang tidak secara langsung tertera pada
teks. Contoh : “mengapa kancil berpikir bahwa ia adalah hewan yang paling
cerdik?” atau “apakah tang akan terjadi selanjutnya?”
c.
Personal connection question, digunakan untuk
mengundang anak untuk menghubungkan cerita yang ada di dalam buku dengfan
kehidupan dan pengalaman mereka sendiri. Contohnya, “apakah kamu pernah
mengalami hari yang menyenangkan seperti yang dialami Cici Kelinci ( tokoh
dalam buku)?”
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bercakap –
cakap dan Tanya Jawab
Metode bercakap – cakap dan tanya
jawab memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode bercakap – cakap dan
tanya jawab antara lain :
a.
Menghasilkan informasi yang lengkap dari sisi
isi/konten dan produksi bahasa dari situasi yang alamiah;
b.
Dapat dianalisis kemudian ( jika direkam )
c.
Menunjukan kemajuan perkembangan bahasa
sepanjang waktu khususnya pada aspek berbicara, sepanjang waktu;
d.
Meningkatkan kepercayaan diri anak.
Sementara kekurangan dari metode bercakap – cakap dan tanya jawab adalah
sebagai berikut :
a.
Membutuhkan waktu yang intensif dan lama ketika
berfokus pada satu anak;
b.
Memungkinkan anak merasa takut jika anak sedang
memberikan jawaban;
c.
Dapat
terlihat seolah – olah menyelidiki hal – hal yang paling rahasia;
B. TEKNIK PENGEMBANGAN PERILAKUSERTA KEMAJUAN
DASAR MELALUI METODE BERCAKAP – CAKAP DAN TANYA JAWAB
Kemampuan dasar
daan perilaku anak usia 3 – 4 tahun
dapat dikembangkan dengan sejumlah teknik meleui metode berckap – cakap dan
tanya jawab. Dalam pelaksanaanya, bercakap – cakap dan tanya jawab dapat
digunakan bersama – sama satu sama lain ( overlapping ). Metode bercakap –
cakap dan tanya jawab ini dapat dikembangkan dalam berbagai macam alternatif
penajian (Maxim, 1993; Bromley, 1992; Jalongo, 2007). Alternatif teknik
pengembangan kemampuan dasar dan
perilaku melalui metode bercakap – cakap dan tanya jawab antara lain dijabarkan
sebagai berikut :
1. Bercakap – cakap Informal
Bercakap – cakap informal dilakukan
di luar atau tidak dalam proses pembelajaran. Kondisi pendidik ketika bercakap
– cakap dengan anak tidak perlu terlalu kaku,tetapi harus rileks.
2. Bermain Telepon
Telepon – teleponan, baik telepon
mainan yang dijual di pasaran atau pun telepon yang telah rusak, dapat
digunakan sebagai anak bantu dalam mengembangkan kemampuan anak melalui metode bercakap
– cakap. Daya imajinasi anak pada usia 3 – 4 tahun masih sangat tinggi sehingga
kegiatan telepon – teleponan dapat dijadikan media perantara bagi anak dalam
mewakili kehidupan nyata ( yaitu menelepon atau menerima telepon ) dalam bentuk
permainan.
3. Drama Kreatif
Drama kreatif bukan merupakan drama
yang memerlukan sejumlah babak, peralatan pentas, kostuim ataupun skenario.
Drama kreatif merupakan improvisasi yang diciptakan oleh anak dan diperankan
secara spontan. Alur cerita dalam drama
kreatif ini dapat saja diperoleh anak dari kejadian atau suatu dongeng yang
telah disimak oleh anak.
4. Seseorang berkata bahwa …..
Teknik ini merupakan salah satu cara
agar anak bersedia memberikan sejumlah jawaban berkaitan dengan suatu topik.
Pendidik mencoba menciptakan pertanyaan – pertanytaan yang menggugah inspirasi
anak. Kesempatan ini juga memungkinkan anak mengemukakan sesuatu dengan bahasa
yang indah dan cenderung puitis. Misalnya, dalam pembicaraan mengenai ruang
angkasa, pendidik dapat mengatakan, “seseorang berkata bahwa ruang angkasa raya
sangat luas dan indah, bagaimana menurut?” ( kognitif ), “sesorang berkata
bahwa Allah Maha Penyayang, bagaimana menurtmu?” ( sikap beragama ) atau
“sesorang berkata bahwa menolong nenek yang ingin menyeberang jalan adalah
perbuatan yang mulia, bagaimana menurutmu?” ( sosial emosi ).
5. Brainstorming ( Tukar Pendapat )
Brainstorming adalah cara untuk memperoleh
ide mengenai suatu topik atau masalah dan berkaitan dengan suatu cara dalam
membantu perkembangan kreativitas. Brainstorming dapat diterpkan dalam
kelas ( semua terlibat dan terpimpin )
atau digagas dalam keolpok – kelompok kecil.
Agar brainstorming dapat berhasil
maka langkah – langkah berikut ini perlu dilaksanakan :
a.
Tidak ada ide yang dikritik, koreksi dan ditolak
b.
Seluruh ide diterima meskipun mungkin terlihat
sangat mustahil
c.
Tekankan/fokuskan pada kualitas ( jumlah atau
banyaknya ) sumbang saran yang diberikan anak
d.
Ide – ide yang sudah diberikan dapat
dikombinasikan, ditambahkan dan atau diimprovisasi.
6. Diskusi Kelompok
Banyak pendidik menganggap bahwa
diskusi kelompok sulit untuk diarahkan. Hendrick ( 1998 dikutip Jalongo, 2007 )
menawarkan sejumlah panduan dalam memandu diskusi kelompok, antara lain sebagai
berikut :
a.
Munculkan rasa antusias anak dan nikmati
interaksi dengan anak
b.
Usahakan agar jumlah anggota tiap kelompok
seimbang
c.
Minimalkan gangguan
d.
Rancangan diskusi secara fleksibel ( luwes )
e.
Mulailah diskusi dengan cepat ketika anak – anak
mulai terlibat aktif
f.
Atur langkah demi langkah diskusi dan masukan
banyak variasi
g.
Semangati diskusi dengan komentar yang mendukung
h.
Bertanyalah dengan pertanyaan terbuka
i.
Satukan terlebih dahulu dalam kelompok besar
sebelum masuk ke kelompok kecil
j.
Contohkan jenis perilaku yang ingin dilihat dari
anak
k.
Izinkan anak untuk memimpin dan mengatakan apa
yang ingin mereka katakan, dan jangan mengetes anak.
No comments:
Post a Comment