Perubahan konsep mengenai pendidikan dan pengajaran terjadi pada abat ke 20
. Perubahan tersebut membawa perubahan cara mengajar di sekolah.
Apa bila kita meneliti dunia
pendidikan dalam praktek, masih banyak dijumpai guru – guru yang beranggapan
bahwa pekerjaan mereka tidak lebih dari menumpahkan air ke dalam botol kosong.
Guru yang benar-benar dapat berhasil adalan guru yang menyadari bahwa ia mengajarkan sesuatu
kepada manusia – manusia yang berharga dan berkembang. Pekerjaan guru lebih
psikologis bila dibandingkan dengan dokter,insinyur atau yang lainnya.
Guru hendaknya mengenal anak didik serta menyelami kehidupan jiwa anak
didik sepanjang waktu
Teori yang dapat dikembangkan salah satunya adalah teori HUMANISTIK
A. TEORI BELAJAR HUMANISTIK
Menurut teori
humanistik,proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk memanusiakan
manusia itu sendiri. Oleh karena itu teori ini sifatnya lebih abstrak dan lebih
mendekati bidang kajian filsafat,teori kepribadian dan psikoterapi,dari pada
kajian psikologi belajar.
Dalam pelaksanaanya teori ini antara
lain tampak dalam pendekatan belajar yang dikemukakan oleh Ausbel. Pandanganya
tentang belajar bermakna atau meaningful learning
mengatakan bahwa belajar merupakan asimilasi bermakna.materi yang
dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki sebelumnya.
Teori humanistik berpendapat bahwa
teori belajar apapun dapat dimanfaatkan asalkan tujuannya untuk memanusiakan
manusia, maksutnya : mencapai aktualisasi diri, serta realisasi diri orang yang
belajar secara obtimal.
Kolb seorang ahli penganut aliran
humanistik membagi tahap-tahap belajar menjadi empat
- Tahap Pengalaman Kongkrit
Pada tahap ini peristiwa belajar adalah seseorang mampu atau dapat
mengalami sesuatu peristiwa atau sesuatu kejadian sebagai mana adanya,dan belum
mengetahui hakikat dari peristiwa tersebut.
- Tahap Pengamatan Aktif dan Reflektif
Bahwa seseorang semakin lama akan semakin mampu melakukan observasi secara
aktif terhadap peristiwa yang dialaminya. Ia mulai untuk mencari jawaban dan
pemikiran kejadian tersebut. Ia melakukan refleksi terhadap peristiwa yang
dialaminya dengan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan bagai mana hal itu bisa
terjadi , dan mengapa hal itu mesti terjadi.
- Tahap Konseptualisasi
Pada peristiwa belajar tahap ini seseorang mulai berupaya untuk membuat
abstraksi, mengembangkan suatu teori , konsep atau hukum dan prosedur tentang
sesuatu yang menjadi objek perhatianya. Berpikir induktif banyak dilakukan
untuk merumuskan sesuatu aturan umum atau generalisasi dari berbagai contoh
peristiwayang di alaminya.
4. Tahap
Eksperimen Aktif
Peristiwa belajar tahap ini
adalah melakukan eksperimentasi secara aktif. Pada tahap ini seseorang
sudah mampu mengaplikasikan konsep – konsep, teori-teori atau aturan-aturan
kedalam situasi nyata.
Tahap
belajar yang dikemukakan Kolb, merupakan suatu siklus yang
berkesinambungan dan berlangsung diluar
kesadaran orang yang belajar.
Tokoh teori Humanistik yang lain adalah
Honey dan Munford
Menurut Honey dan
Mumford orang yang belajar dibagi menjadi empat kelompok, yang berbeda
karakteristiknya
1.
Kelompok Aktivis
Yang termasuk kelompok ini adalah mereka yang
senang melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dengan
tujuan untuk memperoleh pengalaman – pengalaman baru. Orang tipe ini mudfah
diajak berdialog,memiliki pemikiran terbuka,menghargai pendapat orang lain,
namun dalam bertindak sering kali kurang pertimbangan yang matang. Metode yang
cocok untuk tipi ini adalah problem solving, braimstorming.
2. Kelompok reflektor
Kelompok
ini mempunyai kecenderungan berlawanan dengan kelompok aktivis. Dalam melakukan
tindakan orang tipe ini sangat berhati-hati dan penuh pertimbangan
3.
Kelompok
Teoris
Kelompok ini mempunyai kecenderungan yang sangat kritis , suka
menganalisis, selalu berfikir rasional dengan menggunakan penalaranya
4. Kelompok Prakmatis
Kelompok ini mempunyai sifat yang praktis tidak suka berbicara dan
membahas sesuatu dengan teori-teori , konsep-konsep,dalil-dalil dan sebagainya.
Bagi mereka yang penting adalah aspek-aspek praktis, sesuatu yang nyata dan
dapat dilaksanakan.
Menurut Habermas
belajar baru akan terjadi jika ada interaksiantara individu dengan
lingkunganya. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan alan atau lingkungan
sosial.
Habermas membagi
tipe belajar menjadi tiga bagian
1.
Belajar
Teknis, adalah belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan
alamnya secara benar. Pengetahuan dan ketrampilan apa yang dibutuhkan dan perlu
dipelajari agar mereka dapat menguasai dan mengelola lingkungan alam sekitarnya
dengan baik.
2.
Belajar
Praktis. Adalah belajar bagai mana seseorang dapat berinteraksi dengan
lingkungan sosialnya, yaitu dengan orang – orang yang ada di sekelilingnya
dengan baik.
3.
Belajar
emansipatoris. Belajar ini menekankan upaya agar seseorang mencapai suatu
pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan kejadian perubahan atau transformasi
budaya dalam lingkungan sosialnya.
Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam Kegiatan Pembelajaran
Teori belajar
Humanistik sering di kritik karena sulit di terapkan dalam konteks yang lebih
praktis.
Teori ini di
anggap lebih dekat dengan bidang filsafat,teori kepribadian, dan psikoterapi
dari pada bidang pendidikan , sehingga sukar menerjemahkannya ke dalam
langkah-langkah yang lebih kongkret dan praktis
Teori belajar humanistik akan sangat membantu para pendidik dalam memahami
arah belajar pada dimensi yang lebih luas, sehingga upaya pembelajaran apapun
dan pada kontes manapun akan selalu diarahkan dan dilakukan untuk mencapai
tujuanya .
Menurut teori humanistik,agar belajar lebih bermakna bagi siswa,maka
diperlukan inisiatif dan keterlibatan penuh dari siswa sendiri, sehingga siswa
mendapatkan pengalaman belajar.
Langkah – langkah pembelajaran dengan endekatan humanistik yaitu :
- Menentukan tujuan – tujuan pembelajaran
- Menentukan materi pelajaran
- Mengidentifikasi kemampuan awal siswa
- Mengidentifikasi topik-topik pelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif melibatkan diri dalam belajar.
- Merancang fasilitas belajar seperti lingkungan dan media pembelajaran.
- Membimbing siswa secara aktif.
- Membimbing siswa untuk memahami hakikat atau makna dari pengalaman belajarnya.
- Membimbing siswa membuat konseptualisasi pengalaman belajarnya.
- Membimbing siswa dalam mengaplikasikan konsep-konsep baru kedalam situasi nyata.
- Mengevaluasi proses dan hasil belajar.
TERIMA KASIH ATAS ILMUNYA
ReplyDeletehttp://http%3A%2F%2Fblog.binadarma.ac.id%2Firman_effendy.wordpress.com