Mulai tahun ajaran
2013/2014, mata pelajaran Bahasa Inggris akan dihapus dari mata
pelajaran sekolah dasar (SD). Tak hanya itu, Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan (Penjaskes) serta Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
juga dihapus dalam Kurikulum 2013.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengatakan,
tiga mata pelajaran itu akan digeser menjadi kegiatan ekstrakurikuler,
tak lagi menjadi mata pelajaran utama. "Bidang studi ini sama
kedudukannya dengan Pramuka, Unit Kesehatan Sekolah (UKS), dan
lain-lainnya," kata Taufik kepada wartawan, di Jakarta, Selasa
(10/12/2013).
Meski tiga mata pelajaran ini dialihkan menjadi ekstrakurikuler,
peserta didik akan tetap disuguhkan pelajaran Bahasa Inggris dalam
metode kreatif. Pelajaran itu tidak akan diujikan dalam ujian akhir
sekolah. Penilaiannya lebih banyak pada pengasahan emotional quotient (EQ).
Penghapusan mata pelajaran Bahasa Inggris dilakukan secara bertahap
mulai tahun ajaran 2013/2014 hingga tahun ajaran 2016/2017. Untuk mata
pelajaran Bahasa Inggris, tahun ini dicabut khusus untuk kelas I dan
kelas III.
Pada tahun ajaran berikutnya, 2014/2015, pencabutan mata pelajaran
Bahasa Inggris di SD dikembangkan untuk tidak diajarkan kepada peserta
didik kelas I, II, dan IV. Sementara pada tahun ajaran berikutnya, pada
2015/2016, untuk kelas I, II, III, dan V.
"Terakhir pada tahun ajaran 2016/2017, baru seluruh kelas tidak ada
lagi pelajaran itu sebagai mata pelajaran intrakurikuler," kata Taufik.
Selama ini pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata
pelajaran Bahasa Inggris menjadi mata pelajaran wajib. Setelah Kurikulum
2013 diberlakukan, peserta didik mempelajari Bahasa Inggris sebagai
penunjang pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Melalui kebijakan ini, lanjutnya, tidak ada lagi sekolah yang
menggunakan Bahasa Inggris sebagai pengantar sehari-hari. Peraturan ini
terkecuali bagi sekolah internasional.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan DKI Jakarta Septi
Novida mengatakan, alasan penghapusan mata pelajaran TIK karena peserta
didik akan lebih diajarkan pada implementasi, bukan lagi ilmu dasar
komputer. Sementara untuk mata pelajaran Penjaskes, misalnya, akan lebih
pada pengenalan olahraga, cara menjaga kebersihan, dan makanan sehat.
Dimasukkannya tiga mata pelajaran itu ke dalam ekstrakurikuler akan
menuntut guru maupun tenaga pengajar untuk dapat lebih berinovasi dalam
metode pengajaran.
(sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/12/10/2147389/Mata.Pelajaran.Bahasa.Inggris.Penjaskes.dan.TIK.di.SD.Dihapus.)
No comments:
Post a Comment