Menurut M.J Langeveld “Pendidikan atau mendidik
adalah suatu upaya ornag dewasa yang dilakukan secara sengaja untuk membantu
anak atau orang yang belum dewasa dalam suatu lingkungan”. Mengingat pendidikan
adalah suatu proses yang disengaja, tentu saja pendidikan adalah bertujuan atau
memiliki tujuan yang harus dicapai.
Ada enam unsur yang terlibnat dalam proses
pendidikan yaitu :
1) Tujuan Pendidikan
2) Pendidik
3) Anak didik
4) Isi Pendidikan
5) Alat pendidikan
6) Lingkungan pendidikan
Kurikulum sebagai program pendidikan, melalui
pendekatan eklektik (eclectic model) yang dikembangkan oleh Robert S. Zais,
menetapkan empat unsur kurikulum yaitu :
1) Aims, Goals, Objectives,
2) Content
3) Learning Activities
4) Evaluation
Setiap aspek dari keempat unsur kurikulum
tersebut (Pengembangan tujuan, isi/ materi, metode/proses, dan pengembangan
evaluasi)
PENGERTIAN
Secara harfiah berarti “cinta akan kebijakan”
(love of wisdom), untuk mengerti dan berbuat secara bijak, ia harus memiliki
pengetahuan dan pengetahuan yang diperbolehkan melalui proses berpikir, yaitu
berpikir secara mendalam, logis dan sistematis. Dalam pengertian umum filsafat
adalah cara berpikir secara radikal, menyeluruh dan mendalam *Socrates) atau
cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya.
KLASIFIKASI
FILSAFAT PENDIDIKAN
Pendidikan sebagai ilmu terapan, tentu saja
memerlukan ilmu-ilmu lain sebagai penunjang diantaranya adalah filsafat.
Filsafat pendidikan pada dasarnya adalah penerapan dan pemikiran – pemikiran
filosofis untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan. Menurut Redja
Mudyahardjo (1989), terdapat tiga sistem pemikiran filsafat yang sangat besar
pengaruhnya dalam pemikiran pendidikan pada umumnya, dan pendidikan di Indonesia pada
khusunya, yaitu : filsafat Idealisme, Realisme dan filsafat Fragmatisme.
Dari beberapa telaahan tersebut filsafat menelaah
tiga pokok persoalan, yaitu hakikat benar-salah (logika), hakikat baik-buruk
(etika), dan hakikat indah – jelek (estetika)
1. Landasan Filosofis Pendidikan Idealisme
Filsafat idealisme bahwa kenyataan
atau realitas pada hakikatnya adalah bersifat spiritual bersifat mental
daripada material.
2. Landasan Filosofis Pendidikan Realisme
Filsafat realisme boleh dikatakan
kebalikan dari filsafat idealisme, dimana menurut filsafat realisme memandang
bahwa dunia atau realitas adalah bersifat materi.
3. Landasan Filosofis Pendidikan Fragmatisme
Filsafat fragmatisme memandng bahwa
kenyataan tidaklah mungkin dan tidak perlu. Kenyataan yang sebenarnya adalah
kenyataan fisik, plural dan berubah (becoming). Manusia menurut fragmatisme
adalah hasil evolusi biologis, psikologis dan sosial.
4. Landasan Filosofis Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan Nasional di
Indonesia tentu saja bersumber pada pandangan dan cara hidup manusia Indonesia,
yakni Pancasila.
Undang-undang no. 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional merumuskan, “ Pendidikan nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945. pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. (Pasal 2 dan 3)
MANFAAT
FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat pendidikan pada dasarnya adalah
penerapan dari pemikiran-pemikiran filsafat untuk memecahkan permasalah
pendidikan. Nasution (1982) mengidentifikasi beberapa manfaat filsafat
pendidikan yaitu :
a. Filsafat pendidikan dapat menentukan arah akan
dibawa ke mana anak-anak melalui pendidikan di sekolah ? Sekolah ialah suatu
lembaga yang didirikan untuk mendidik anak-anak ke arah yang dicita-citakan
oleh masyarakat, bangsa dan negara
b.
Dengan
adanya tujuan pendidikan yang diwarnai oleh filsafat yang dianut, kita mendapat
gambaran yang jelas tentang hasil yang harus dicapai. Manusia yang bagaimanakah
yang harus diwujudkan melalui usaha-usaha pendidikan itu
c.
Filsafat
dan tujuan pendidikan memberi kesatuan yang bulat kepada segala usaha
pendidikan
d.
Tujuan
pendidikan memungkinkan si pendidik menilai usahanya, hingga manakah tujuan itu
tercapai
e.
Tujuan
pendidikan memberikan motivasi atau dorongan bagi kegiatan-kegiatan pendidikan
KURIKULUM DAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Kurikulum
pada hakikatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, karena tujuan
pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat atau pandangan hidup suatu bangsa,
maka tentu saja kurkulum yang dikembangkan juga akan mencermikan
falsafah/pandangan hidup yang dianut oleh bangsa tersebut.
Terkait
antara pengembangan kurkulum yang senantiasa memiliki hubungan dan dipengaruhi
oleh perkembangan politik suatu bangas; Becher dan Maclure (Cece Wijaya, dkk.
1988) menyebutkan 6 dimensi pendekatan nasional dalam perkembangan kurikulum di
suatu negara yaitu :
a.
Kerangka acuan yang jelas tentang
tujuan nasional dihubungkan dengan progra pendidikan
b.
Hubungan yang erat antara
pengembangan kurkulum nasional dengan reformasi sosial politik negara
c.
Mekanisme pengawasan (kontrol)
dari kebijakan kurkulm yang ditempuh
d.
Mekanisme pengawasan dari
pengembangan dan aplikasi kurkulum di sekolah
e.
Metode ke arah pengembangan
kurikulm yang disesuaikan dengan kebutuhan
f.
Penelaahan derajat desentralisasi
(degree of decentralizatitation) dari implementasi kurikulum di sekolah
No comments:
Post a Comment