Indonesia terdiri
lebih dari 3.500 buah pulau yang dihuni oleh berbagai suku bangsa yang
mempunyai berbagai macam adat-istiada, bahasa, kebudayaan, agama, kepercayaan
dan sebagainya. Berbagai kekayaan alam baik yang terdapat di darat, laut, flora
fauna, dan berbagai hasil tambang yang kesemuanya merupakan sumber daya alam.
A.
Pengertian Muatan Lokal
Menurut Surat Keputsan tersebut yang dimaksud dengan
kurikulum muatan lokal ialah program pendidikan yang isi dan media
penyampainyna dikaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya serta
kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid di daerah itu.
Lingkungan peserta didik terdiri atas :
1.
Lingkungan Alam Phisik yang
terdiri atas :
a.
Lingkungan phisik alami, misalnya
: daerah rural, urban, semi rural, dan semi urban.
b.
Lingkungan pisik buatan, misalnya
: lingkungan dekat pabrik, pasar, pariwisata, jalan besar, pelabuhan dan
sebagainya.
2.
Lingkungan masyarakat
Dalam lingkungan masyarakat ini menurut Prof. A. Sigit
terdapat dalam tujuh lapangan hidup, yaitu :
a.
Masyarakat yang berlapangan dalam
bidang ekonomi, misalnya : perdagangan, pertanian, kerajinan, peternakan,
perikanan, perkebunan, transportasi, jasa dan sebagainya
b.
Masyarakat yang berlapangan hidup
dalam bidang politik, misalnya: sebagai pimpinan anggota partai, pimpinan
lembaga baik pemerintah maupun swasta dan sebagainya
c.
Masyarakat yang berlapangan hidup
dalam bidang ilmu pengetahuan, misalnya : guru, peneliti, ahli-ahli tertentu,
pengarang atau pencipta dan sebagainya
d.
Masyarakat yang berlapangan hidup
dalam bidang keagamaan (dalam muatan lokal misalnya : berbagai kegiatan
pereayaan hari besar agama, adat istiadat, kebiasaan-kebiasan, dan sebagainya)
e.
Masyarakat yang berlapangan hidup
dalam bidang olah raga, kurikulum dalam muatan lokal misalnya berbagai
permainan daerah.
f.
Masyarakat yang hidup dalam bidang
kekeluargaan, kurikulum dalam muatan lokal misalnya : gotong-royong,
silarurahmi, jagong, melayat dan sebagainya.
B.
Tujuan Kurikulum Muatan Lokal
Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan muatan lokal tentu saja tidak dapat terlepas dari tujuan umum
yang tertera dalam GBHN. Adapun yang langsung dapat dipaparkan dalam muatan
lokal atas dasar tujuan tersebut diantaranya ialah :
1.
Berbudi pekerti luhur
2.
Berkepribadian
3.
Mandiri
4.
Trampil
5.
Beretos kerja
6.
Profesional
7.
Produktif
8.
Sehat jasmani-rohani
9.
Cinta lingkungan
10.
Kesetiakawanan sosial
11.
Kreatif-inofatif untuk hidup
12.
Mementingkan pekerjaan yang
praktis
13.
Rasa cinta budaya daerah tanah
air.
1.
Sumber Bahan Muatan Lokal
Sesuai dengan adanya berbagai sumber bahan ajaran, sumber
bahan muatan lokalpun dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut :
a.
Nara sumber
b.
Software
c.
Hardware
d.
Lingkungan
e.
Berbagai hasil diskusi oleh
berbagai pakar atau nara sumber yang relevan
2.
Sistem Penyampaian
Dalam memilih sesuatu metode mengajar tergantung pada :
a.
Jumlah jenis siswa yang dihadapi
b.
Sifat bahan
c.
Media yang tersedia
d.
Kesiapan guru
e.
Tempat terjadinya proses
pembelajaran
f.
Waktu pelaksanaan
g.
Situasi setempat
3.
Kendala atau Rintangan
C.
Pengembangan Muatan Lokal
Karena bahan muatan lokal sifatnya mandiir dan tidak
terikat oleh pusat, maka peranan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
dalam muatan lokal ini sangat menentukan. Untuk melaksanakan pengembangan,
langkah-langkah dapat ditempuh sebagai berikut :
a.
Menyusun perencanaan muatan lokal
b.
Melaksanakan pembinaan
c.
Merencanakan pengembangan
D.
Evaluasi dalam Muatan Lokal
Ada dua macam evaluasi dalam pelaksanaan muatan lokal, yaitu :
1.
Evaluasi program muatan lokal, dan
2.
Evaluasi hasil belajar muatan
lokal.
Untuk evaluasi program muatan lokal ada tiga langkah
sebagai berikut :
1.
Reflective Evaluation
Reflective evaluation pada
muatan lokal yang dievaluasi program muatan lokal sebelum dilaksanakan di
lapangan. Oleh karena yang dievaluasi adalah konsepnya yang berdasar landasan
teori. Pengalaman-pengalaman, berbagai hasil penelitan, argumentasi, pengarahan
para pakar, dan para pejabat, acuan dari berbagai sumber dan sebagainya, yang
kemudian melahirkan Surat Keputusan Mendikbud No. 0412/U/1978 tertanggal 11
Juli 1987. Evaluatornya sebagian besar para penyusun konsep itu sendiri.
2.
Formative Evaluation
Formative evaluation beda
program muatan lokal yaitu mengevaluasi pada program muatan lokal pada waktu
program tersebut baru dilaksanakan.
3.
Summative Evaluation
Summative evaluation dalam
muatan lokal ialah mengevaluasi setelah program tersebut selesai dilaksanakan
secara menyeleuruh. Yang dievaluasi ialah berbagai kegiatan yang ada pada
program tersebut disesuaikan dengan tujuan program muatan lokal yang telah
digariskan sebelumnya.
Para evaluatornya : guru, supervisor,
konseptor, dan nara sumber yang relevan dan pihak III yang dianggap dapat
memberi masukkan.
No comments:
Post a Comment