Tuesday, January 29, 2013

KURIKULUM MUATAN LOKAL


Indonesia terdiri lebih dari 3.500 buah pulau yang dihuni oleh berbagai suku bangsa yang mempunyai berbagai macam adat-istiada, bahasa, kebudayaan, agama, kepercayaan dan sebagainya. Berbagai kekayaan alam baik yang terdapat di darat, laut, flora fauna, dan berbagai hasil tambang yang kesemuanya merupakan sumber daya alam.
A.    Pengertian Muatan Lokal
Menurut Surat Keputsan tersebut yang dimaksud dengan kurikulum muatan lokal ialah program pendidikan yang isi dan media penyampainyna dikaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid di daerah itu.
Lingkungan peserta didik terdiri atas :
1.      Lingkungan Alam Phisik yang terdiri atas :
a.       Lingkungan phisik alami, misalnya : daerah rural, urban, semi rural, dan semi urban.
b.      Lingkungan pisik buatan, misalnya : lingkungan dekat pabrik, pasar, pariwisata, jalan besar, pelabuhan dan sebagainya.

2.      Lingkungan masyarakat
Dalam lingkungan masyarakat ini menurut Prof. A. Sigit terdapat dalam tujuh lapangan hidup, yaitu :
a.       Masyarakat yang berlapangan dalam bidang ekonomi, misalnya : perdagangan, pertanian, kerajinan, peternakan, perikanan, perkebunan, transportasi, jasa dan sebagainya
b.      Masyarakat yang berlapangan hidup dalam bidang politik, misalnya: sebagai pimpinan anggota partai, pimpinan lembaga baik pemerintah maupun swasta dan sebagainya
c.       Masyarakat yang berlapangan hidup dalam bidang ilmu pengetahuan, misalnya : guru, peneliti, ahli-ahli tertentu, pengarang atau pencipta dan sebagainya
d.      Masyarakat yang berlapangan hidup dalam bidang keagamaan (dalam muatan lokal misalnya : berbagai kegiatan pereayaan hari besar agama, adat istiadat, kebiasaan-kebiasan, dan sebagainya)
e.       Masyarakat yang berlapangan hidup dalam bidang olah raga, kurikulum dalam muatan lokal misalnya berbagai permainan daerah.
f.       Masyarakat yang hidup dalam bidang kekeluargaan, kurikulum dalam muatan lokal misalnya : gotong-royong, silarurahmi, jagong, melayat dan sebagainya.

B.     Tujuan Kurikulum Muatan Lokal
Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan muatan lokal tentu saja tidak dapat terlepas dari tujuan umum yang tertera dalam GBHN. Adapun yang langsung dapat dipaparkan dalam muatan lokal atas dasar tujuan tersebut diantaranya ialah :
1.      Berbudi pekerti luhur
2.      Berkepribadian
3.      Mandiri
4.      Trampil
5.      Beretos kerja
6.      Profesional
7.      Produktif
8.      Sehat jasmani-rohani
9.      Cinta lingkungan
10.  Kesetiakawanan sosial
11.  Kreatif-inofatif untuk hidup
12.  Mementingkan pekerjaan yang praktis
13.  Rasa cinta budaya daerah tanah air.


1.      Sumber Bahan Muatan Lokal
Sesuai dengan adanya berbagai sumber bahan ajaran, sumber bahan muatan lokalpun dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut :
a.       Nara sumber
b.      Software
c.       Hardware
d.      Lingkungan
e.       Berbagai hasil diskusi oleh berbagai pakar atau nara sumber yang relevan

2.      Sistem Penyampaian
Dalam memilih sesuatu metode mengajar tergantung pada :
a.       Jumlah jenis siswa yang dihadapi
b.      Sifat bahan
c.       Media yang tersedia
d.      Kesiapan guru
e.       Tempat terjadinya proses pembelajaran
f.       Waktu pelaksanaan
g.      Situasi setempat

3.      Kendala atau Rintangan

C.     Pengembangan Muatan Lokal
Karena bahan muatan lokal sifatnya mandiir dan tidak terikat oleh pusat, maka peranan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dalam muatan lokal ini sangat menentukan. Untuk melaksanakan pengembangan, langkah-langkah dapat ditempuh sebagai berikut :
a.       Menyusun perencanaan muatan lokal
b.      Melaksanakan pembinaan
c.       Merencanakan pengembangan


D.    Evaluasi dalam Muatan Lokal
Ada dua macam evaluasi dalam pelaksanaan muatan lokal,  yaitu :
1.      Evaluasi program muatan lokal, dan
2.      Evaluasi hasil belajar muatan lokal.

Untuk evaluasi program muatan lokal ada tiga langkah sebagai berikut :
1.      Reflective Evaluation
Reflective evaluation pada muatan lokal yang dievaluasi program muatan lokal sebelum dilaksanakan di lapangan. Oleh karena yang dievaluasi adalah konsepnya yang berdasar landasan teori. Pengalaman-pengalaman, berbagai hasil penelitan, argumentasi, pengarahan para pakar, dan para pejabat, acuan dari berbagai sumber dan sebagainya, yang kemudian melahirkan Surat Keputusan Mendikbud No. 0412/U/1978 tertanggal 11 Juli 1987. Evaluatornya sebagian besar para penyusun konsep itu sendiri.

2.      Formative Evaluation
Formative evaluation beda program muatan lokal yaitu mengevaluasi pada program muatan lokal pada waktu program tersebut baru dilaksanakan.

3.      Summative Evaluation
Summative evaluation dalam muatan lokal ialah mengevaluasi setelah program tersebut selesai dilaksanakan secara menyeleuruh. Yang dievaluasi ialah berbagai kegiatan yang ada pada program tersebut disesuaikan dengan tujuan program muatan lokal yang telah digariskan sebelumnya.

Para evaluatornya : guru, supervisor, konseptor, dan nara sumber yang relevan dan pihak III yang dianggap dapat memberi masukkan.

No comments:

Post a Comment