Tuesday, January 29, 2013

LANDASAN PSIKOLOGIS DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM


RASIONAL
Pendidikan dan pembelajaran adalah upaya untuk merubah perilaku manusia, akan tetapi tidak semua perubahan perilaku manusia/ peserta didik mutlak sebagai akibat dari intervensi program pendidikan.
Mengingat kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang berfungsi sebagai alat untuk merubah perilaku peserta didik (siswa) ke arah yang diharapkan oleh pendidikan, maka tentu saja dalam mengembangkan kurikulum pendidikan harus menggunakan asumsi-asumsi atau landasan yang bersumber dari studi ilmiah bidang psikologi.

PENGERTIAN
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan lingkungan sedangkan kurikulum adalah upaya menentukan program pendidikan untuk merubah perilaku manusia.
Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi kurikulum yang diberikan kepada siswa, baik tingkat ke dalaman dan keluasan materi, tingkat kesulitan dan kelayakannya serta kebermanfaatan materi senantiasa disesuaikan dengan tarap perkembangan peserta didik.

1.      Perkembangan peserta didik dan Kurikulum
Pandangan ini sering disebut teori Tabularasa dengan tokohnya yaitu John Locke. Aliran ini mengakui akan kodrat manusia yang memiliki potensi sejak lahir, namun potensi ini akan berkembang menjadi baik dan sempurna berkeat pengaruh lingkungan. Tugas-tugas perkembangan yang dimaksud adalah tugas yang secara nyata harus dipenuhi oleh setiap anak/individu sesuai dengan taraf/ tingkat perkembangan yang dituntut oleh lingkungannya.
Padangan tentang anak sebagai makhluk yang unik sangat berpengaruh terhadap pengembangan kurikulum pendidikan. Setiap anak merupakan pribadi tersendiri, memiliki perbedaan disamping persamaannya. Implikasi dari hal tersebut terhadap pengembangan kurikulum yaitu :
1)      Setiap anak diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat dan kebutuhannya
2)      Di samping disediakan pelajaran yang sifatnya umum (program inti) yang wajib dipelajari setiap anak di sekolah, disediakan pula pelajaran pilihan yang sesuai dengan minat anak
3)      Kurikulum di samping menyediakan bahan ajar yang bersifat kejuruan juga menyediakan bahan ajar yang bersifat akademik. Bagi anak yang berbakat dibidang akademik diberi kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya.
4)      Kurikulum memuat tujuan-tujuan yang mengandung pengetahuan, nilai/sikap dan keterampilan yang menggambarkan keseluruhan pribadi yang utuh lahir dan batin.

Implikasi lain dari pengetahuan tentang anak terhadap proses pembelajaran (actual curriculum) dapat diuraikan sebagai berikut :
1)      Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara operasional selalu berpusat kepada perubahan tingkah laku peserta didik
2)      Bahan/Materi yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan, minat dan perhatian anak, bahan tersebut mudah diterima oleh anak
3)      Strategi belajar mengajar yang digunakan haus sesuai dengan taraf perkembangan anak
4)      Media yang dipakai senantiasa dapat menarik perhatian dan minat anak
5)      Sistem evaluasi berpadu dalam satu kesatuan yang menyeluruh dan berkesinambungan dari satu tahap ke yang lainnya dan dijalankan secara terus menerus

2.      Psikologi Belajar dan Kurikulum
1)      Menurut teori Daya (Disiplin mental) dari kelahirannya (hereditas) anak/individu telah memiliki potensi-potensi atau daya-daya tertentu (caculties) yang masing-masing memiliki fungsi tertentu, seperti potensi / daya mengingat, daya berpkir, daya mencurahkan pendapa, daya mengamati , daya memecahkan masalah, dan daya-daya lainnya.
2)      Rumpun teori belajar kedua yaitu Bhaviorisme. Rumpun teori ini mencakup tiga teori, yaitu teori Koneksionisme atau teori Asosiasi, teori Konditioning dan teori Reinforcement (Operant Conditioning)
3)      Teori belajar yang ketiga yaitu teori Organismik atau Gestalt.
Belajar menurut teori ini bukanlah menghapal akan tetapi memcahkan masalah, dan metode belaejar yang dipakai adalah metode ilmiah dengan cara anak dihadapkan pada berbagai permasalahan, merumuskan hipotesis atau praduga, mengumpulkan data yang diperlukan untuk memecahkan masalah, menguji hipotesis yang telah dirumuskan dan pada akhirnya para siswa dibimbing untuk menarik kesimpulan-kesimpulan. Teori ini banyak mempengaruhi praktek pengajaran di sekolah karena teori ini memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut :
a.       Belajar berdsarkan keseluruhan
b.      Belajar adalah pembentukan kepribadian
c.       Belajar berkat pemahaman
d.      Belajar berdasarkan pengalaman
e.       Belajar adalah suatu proses perkembangan
f.       Belajar adalah proses berkelanjutan

No comments:

Post a Comment