Tuesday, January 29, 2013

LANDASAN FILOSOFIS DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM



Menurut M.J Langeveld “Pendidikan atau mendidik adalah suatu upaya ornag dewasa yang dilakukan secara sengaja untuk membantu anak atau orang yang belum dewasa dalam suatu lingkungan”. Mengingat pendidikan adalah suatu proses yang disengaja, tentu saja pendidikan adalah bertujuan atau memiliki tujuan yang harus dicapai.
Ada enam unsur yang terlibnat dalam proses pendidikan yaitu :
1)      Tujuan Pendidikan
2)      Pendidik
3)      Anak didik
4)      Isi Pendidikan
5)      Alat pendidikan
6)      Lingkungan pendidikan  

Kurikulum sebagai program pendidikan, melalui pendekatan eklektik (eclectic model) yang dikembangkan oleh Robert S. Zais, menetapkan empat unsur kurikulum yaitu :
1)      Aims, Goals, Objectives,
2)      Content
3)      Learning Activities
4)      Evaluation
Setiap aspek dari keempat unsur kurikulum tersebut (Pengembangan tujuan, isi/ materi, metode/proses, dan pengembangan evaluasi)

PENGERTIAN
Secara harfiah berarti “cinta akan kebijakan” (love of wisdom), untuk mengerti dan berbuat secara bijak, ia harus memiliki pengetahuan dan pengetahuan yang diperbolehkan melalui proses berpikir, yaitu berpikir secara mendalam, logis dan sistematis. Dalam pengertian umum filsafat adalah cara berpikir secara radikal, menyeluruh dan mendalam *Socrates) atau cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya.

KLASIFIKASI FILSAFAT PENDIDIKAN
Pendidikan sebagai ilmu terapan, tentu saja memerlukan ilmu-ilmu lain sebagai penunjang diantaranya adalah filsafat. Filsafat pendidikan pada dasarnya adalah penerapan dan pemikiran – pemikiran filosofis untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan. Menurut Redja Mudyahardjo (1989), terdapat tiga sistem pemikiran filsafat yang sangat besar pengaruhnya dalam pemikiran pendidikan pada umumnya, dan pendidikan di Indonesia pada khusunya, yaitu : filsafat Idealisme, Realisme dan filsafat Fragmatisme.
Dari beberapa telaahan tersebut filsafat menelaah tiga pokok persoalan, yaitu hakikat benar-salah (logika), hakikat baik-buruk (etika), dan hakikat indah – jelek (estetika)
1.      Landasan Filosofis Pendidikan Idealisme
Filsafat idealisme bahwa kenyataan atau realitas pada hakikatnya adalah bersifat spiritual bersifat mental daripada material.
2.      Landasan Filosofis Pendidikan Realisme
Filsafat realisme boleh dikatakan kebalikan dari filsafat idealisme, dimana menurut filsafat realisme memandang bahwa dunia atau realitas adalah bersifat materi.
3.      Landasan Filosofis Pendidikan Fragmatisme
Filsafat fragmatisme memandng bahwa kenyataan tidaklah mungkin dan tidak perlu. Kenyataan yang sebenarnya adalah kenyataan fisik, plural dan berubah (becoming). Manusia menurut fragmatisme adalah hasil evolusi biologis, psikologis dan sosial.
4.      Landasan Filosofis Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan Nasional di Indonesia tentu saja bersumber pada pandangan dan cara hidup manusia Indonesia, yakni Pancasila.
Undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional merumuskan, “ Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Pasal 2 dan 3)

MANFAAT FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat pendidikan pada dasarnya adalah penerapan dari pemikiran-pemikiran filsafat untuk memecahkan permasalah pendidikan. Nasution (1982) mengidentifikasi beberapa manfaat filsafat pendidikan yaitu :
a.       Filsafat pendidikan dapat menentukan arah akan dibawa ke mana anak-anak melalui pendidikan di sekolah ? Sekolah ialah suatu lembaga yang didirikan untuk mendidik anak-anak ke arah yang dicita-citakan oleh masyarakat, bangsa dan negara
b.      Dengan adanya tujuan pendidikan yang diwarnai oleh filsafat yang dianut, kita mendapat gambaran yang jelas tentang hasil yang harus dicapai. Manusia yang bagaimanakah yang harus diwujudkan melalui usaha-usaha pendidikan itu
c.       Filsafat dan tujuan pendidikan memberi kesatuan yang bulat kepada segala usaha pendidikan
d.      Tujuan pendidikan memungkinkan si pendidik menilai usahanya, hingga manakah tujuan itu tercapai
e.       Tujuan pendidikan memberikan motivasi atau dorongan bagi kegiatan-kegiatan pendidikan

KURIKULUM DAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Kurikulum pada hakikatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, karena tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat atau pandangan hidup suatu bangsa, maka tentu saja kurkulum yang dikembangkan juga akan mencermikan falsafah/pandangan hidup yang dianut oleh bangsa tersebut.
Terkait antara pengembangan kurkulum yang senantiasa memiliki hubungan dan dipengaruhi oleh perkembangan politik suatu bangas; Becher dan Maclure (Cece Wijaya, dkk. 1988) menyebutkan 6 dimensi pendekatan nasional dalam perkembangan kurikulum di suatu negara yaitu :
a.       Kerangka acuan yang jelas tentang tujuan nasional dihubungkan dengan progra pendidikan
b.      Hubungan yang erat antara pengembangan kurkulum nasional dengan reformasi sosial politik negara
c.       Mekanisme pengawasan (kontrol) dari kebijakan kurkulm yang ditempuh
d.      Mekanisme pengawasan dari pengembangan dan aplikasi kurkulum di sekolah
e.       Metode ke arah pengembangan kurikulm yang disesuaikan dengan kebutuhan
f.       Penelaahan derajat desentralisasi (degree of decentralizatitation) dari implementasi kurikulum di sekolah

No comments:

Post a Comment