A.
Konsep Dasar
Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat
penting. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan
oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif
terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut
sehingga mereka akan dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
Fakta yang ada sampai saat ini pembelajaran masih didominasi pada
pengembangan ranah kognitif.
Menurut Krathwohl (dalam Gronlund dan Linn, 1990), ranah afektif terdiri
atas lima level
yaitu : (1) receiving, (2) responding, (3) valuing, (4) organization, dan (5)
characterization. Level yang paling rendah adalah receiving dan paling tinggi
characterization.
Karakteristik yang penting
dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri, dan nilai.
- Sikap
Menurut Fishbein dan Ajzen
seperti dikutip oleh Mardapin (2004), sikap didefinisikan sebagai predisposisi
yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu
objek, situasi, konsep, atau orang.
- Minat
Menurut Getzel (dalam Mardapi,
2004), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang
mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman dan
keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian.
- Konsep Diri
Konsep diri adalah penilaian
yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemhana diri sendiri.
- Nilai
Nilai merupakan suatu
keyakinan yang dalam tentang perbuatan, tindakan atau perilaku yangdianggap
baik dan yang dianggap tidak baik (Rokeach dalam Mardapi, 2004)
B. BEBERAPA CARA PENILAIAN RANAH AFEKTIF
Seperti halnya dengan
penilaian pada ranah kognitif atau psikomotor, penilaian pada ranah afektif
dapat dilakukan dengan berbagai cara. Menurut Ericson (dalam Nasoetion dan
Suryanto, 2002), penilaian afektif dapat dilakukan dengan cara.
1. Pengamatan langsung
2. Wawancara
3. Angket atau kuesioner
4. Teknik proyektil
5. Pengukuran terselubung
Kelima cara tersebut mempunyai
keunggulan dan kelemahan dalam memperoleh data. Jika jumlah responden yang akan
diteliti banyak maka penggunaan angket atau kuesioner dinilai paling efektif.
C. LANGKAH – LANGKAH PENGEMBAGNAN INSTRUMEN
AFEKTIF
1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif
Pengembangan alat ukur sikap
bertujuan untuk mengetahui sikap siswa terhadap sesuatu objek, misalnya sikap
siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Sikap siswa terhadap
sesuatu dapat positif atau negatif, hasil pengukuran sikap sangat bermanfaat
untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk siswa.
Alat ukur minat bertujuan
untuk memperoleh informasi tentang minat siswa terhadap sesuatu. Hasil
pengukuran minat akan bermanfaat bagi sekolah untuk mengidentifikasi dan
menyediakan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan minat siswa. Sedangkan
bagi siswa akan bermanfaat untuk mempelajari sesuatu objek sesuai dengan
minatnya.
2. Mencari definisi konseptual dari afektif
yang akan diukur
Setelah tujuan pengukuran
ditetapkan maka langkah berikutnya adalah merumuskan definisi konpsetual dari
afektif yang akan diukur
3. Menentukan definisi Operasional dari
setiap afektif yang akan diukur
Penentuan definisi operasional
dimaksudkan untuk menentukan cara pengukuran definisi konseptual
4. Menjabarkan definisi operasional menjadi
sejumlah indikator
Indikator merupakan petunjuk
terukurnya definisi operasional.
5. Menggunakan indikator sebagai acuan
menulis pernyataan – pernyataan dalam instrumen
Penulisan instrumen atau alat
ukur dapat dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran.
6. Meneliti kembali setiap butir pernyataan
Penelitian kembali instrumen
yang selesai ditulis sebaiknya dilakukan oleh orang yang telah memiliki banyak
pengalaman dalam mengembangkan alat ukur afektif minimal dua orang
7. Melakukan uji coba
Perangkat instrumen yang telah
ditelaah dan diperbaiki, disusun dan diperbanyak untuk kemudian diujicobakan di
lapangan
8. Menyempurnakan instrumen
Data yang diperoleh dari hasil
uji coba selanjutnya kita olah untuk memperoleh gambaran tentang validitas dan
reliabilitas instrumen tersebut.
9. Mengadministrasikan instrumen
Yang dimaksud dengan
mengadministrasikan instrumen adalah melaksanakan pengambilan data di lapangan.
No comments:
Post a Comment