Sunday, April 22, 2012

PENILAIAN RANAH AFEKTIF



A.    Konsep Dasar
Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat penting. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut sehingga mereka akan dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
Fakta yang ada sampai saat ini pembelajaran masih didominasi pada pengembangan ranah kognitif.
Menurut Krathwohl (dalam Gronlund dan Linn, 1990), ranah afektif terdiri atas lima level yaitu : (1) receiving, (2) responding, (3) valuing, (4) organization, dan (5) characterization. Level yang paling rendah adalah receiving dan paling tinggi characterization.
Karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri, dan nilai.
  1. Sikap
Menurut Fishbein dan Ajzen seperti dikutip oleh Mardapin (2004), sikap didefinisikan sebagai predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang.
  1. Minat
Menurut Getzel (dalam Mardapi, 2004), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian.
  1. Konsep Diri
Konsep diri adalah penilaian yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemhana diri sendiri.
  1. Nilai
Nilai merupakan suatu keyakinan yang dalam tentang perbuatan, tindakan atau perilaku yangdianggap baik dan yang dianggap tidak baik (Rokeach dalam Mardapi, 2004)

B.     BEBERAPA CARA PENILAIAN RANAH AFEKTIF
Seperti halnya dengan penilaian pada ranah kognitif atau psikomotor, penilaian pada ranah afektif dapat dilakukan dengan berbagai cara. Menurut Ericson (dalam Nasoetion dan Suryanto, 2002), penilaian afektif dapat dilakukan dengan cara.
1.      Pengamatan langsung
2.      Wawancara
3.      Angket atau kuesioner
4.      Teknik proyektil
5.      Pengukuran terselubung

Kelima cara tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan dalam memperoleh data. Jika jumlah responden yang akan diteliti banyak maka penggunaan angket atau kuesioner dinilai paling efektif.

C.     LANGKAH – LANGKAH PENGEMBAGNAN INSTRUMEN AFEKTIF
1.      Merumuskan tujuan pengukuran afektif
Pengembangan alat ukur sikap bertujuan untuk mengetahui sikap siswa terhadap sesuatu objek, misalnya sikap siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Sikap siswa terhadap sesuatu dapat positif atau negatif, hasil pengukuran sikap sangat bermanfaat untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk siswa.
Alat ukur minat bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat siswa terhadap sesuatu. Hasil pengukuran minat akan bermanfaat bagi sekolah untuk mengidentifikasi dan menyediakan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan minat siswa. Sedangkan bagi siswa akan bermanfaat untuk mempelajari sesuatu objek sesuai dengan minatnya.
2.      Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur
Setelah tujuan pengukuran ditetapkan maka langkah berikutnya adalah merumuskan definisi konpsetual dari afektif yang akan diukur
3.      Menentukan definisi Operasional dari setiap afektif yang akan diukur
Penentuan definisi operasional dimaksudkan untuk menentukan cara pengukuran definisi konseptual
4.      Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah indikator
Indikator merupakan petunjuk terukurnya definisi operasional.
5.      Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pernyataan – pernyataan dalam instrumen
Penulisan instrumen atau alat ukur dapat dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran.
6.      Meneliti kembali setiap butir pernyataan
Penelitian kembali instrumen yang selesai ditulis sebaiknya dilakukan oleh orang yang telah memiliki banyak pengalaman dalam mengembangkan alat ukur afektif minimal dua orang
7.      Melakukan uji coba
Perangkat instrumen yang telah ditelaah dan diperbaiki, disusun dan diperbanyak untuk kemudian diujicobakan di lapangan
8.      Menyempurnakan instrumen
Data yang diperoleh dari hasil uji coba selanjutnya kita olah untuk memperoleh gambaran tentang validitas dan reliabilitas instrumen tersebut.
9.      Mengadministrasikan instrumen
Yang dimaksud dengan mengadministrasikan instrumen adalah melaksanakan pengambilan data di lapangan.

No comments:

Post a Comment