Waktu SD Ingin Jadi Dokter, Mulai Tertarik Dunia Politik Sejak SMP
Buah
jatuh tak jauh dari pohonnya, pepatah itu barangkali tepat untuk
menggambarkan Zumi Zola Zulkifli, artis sinetron yang baru saja dilantik
sebagai Bupati Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim). Bagaimana latar
belakang dan perjalanan karir politik Zumi Zola yang tercatat sebagai
bupati termuda di Indonesia ini? Sehari pasca dilantik Selasa (12/4)
lalu, Zumi Zola langsung ngantor, kemarin (13/4). Aktivitasnya di hari
pertamanya pun cukup sibuk. Namun, Jambi Independent berkesempatan
menemuinya di ruang kerjanya kemarin sore. Dengan senyum khasnya, Zumi
menyambut kehadiran Jambi Independent pukul 17.00. Tak ada gambaran
ketegangan dari raut wajahnya. Gayanya tetap santai dan bersahaja, jauh
dari gaya formil yang acap disematkan publik pada para pejabat.
“Ya, silakan duduk,” katanya sambil melempar senyum. Dia juga dengan
ramah menceritakan latar belakang kehidupannya, karirnya di dunia
entertainment hingga bidang politik.
Menurut Zumi
Zola, dirinya lahir di Jakarta, 31 Maret 1980 dari rahim seorang ibu
bernama Harmina Johar dan Zulkifli Nurdin yang merupakan sosok penting
di Provinsi Jambi. Zulkifli adalah gubernur dua periode Provinsi Jambi.
Sementara kakeknya, Nurdin Hamzah dikenal sebagai saudagar (pengusaha)
yang murah hati.
Zumi mengaku saat kecil tidak
pernah bercita-cita jadi bupati. Saat masih SD, dia mengaku bercita-cita
menjadi dokter. Karena itu, ketika banyak anak seusianya yang takut
dengan dokter, Zumi justru ingin membuat temannya senang dengan dokter.
Tak
bertahan lama, cita-cita Zumi kecil berubah saat menduduki bangku SMA.
“SMA, saya pengen jadi lawyer (pengacara, Red), waktu itu saya senang
hukum. Dan terus tertarik dengan usaha. Oleh karena itu, saya kuliah di
IPB tentang pangan, karena ini dibutuhkan masyarakat Indonesia. Lalu
saya ambil manajemen, karena saya kira semua butuh manajemen,”
ungkapnya.
Dan di bangku SMA ini juga Zumi mulai
mengenal dunia acting atau seni peran dengan masuk kelas teater. Alisya
Johar -yang saat itu merupakan artis cukup populer--, melihat
keponakannya, Zumi mempunyai bakat. Sejak itu lah Zumi yang masih duduk
di bangku kelas 3 SMA mulai diajak ikut terlibat di dunia seni peran.
“Mungkin
melihat ponakannnya punya bakat. Jadi saya diajak terjun ke dunia
entertainment,” ucap Zumi sembari tersenyum menuturkan pengalaman
keartisannya. Namun anehnya, meski mengaku menikmati dunia
entertainment, Zumi mengaku tidak pernah merasa dirinya artis. “Saya
merasa sangat menikmati dunia peran, tapi jujur saya tidak pernah merasa
saya artis,” tegasnya.
Lalu, bagaimana bisa
terjun di dunia politik? “Saya dibesarkan di dunia politik. Sedikit
banyak saya terlibat, karena orang tua saya (Zulkifli Nurdin) sering
mengajak saya bertukar pikiran soal politik. Saya kenal politik, karena
saya dikelilingi orang politik. Saya suka baca buku politik luar negeri
dalam negeri. Politik itu bersifat dinamis, itu yang menarik bagi saya,”
Jelas Zumi.
Zumi pun mengaku sejak SMP sudah
mulai tertarik pada dunia politik. Orang yang paling berpengaruh bagi
kehidupan Zumi ialah Nabi Muhammad. “Saya mencoba melakukan apa yang
sudah Rasululllah lakukan yang kedua orang tua saya dan paman saya, H
Nurdin (lakukan),” katanya.
Bagi Zumi, politik
adalah media untuk melakukan sesuatu yang lebih bagi masyarakat. Zumi
memandang masyarakat merupakan lead peringkat pertama dalam doanya.
Lalu,
ditanya soal pendampingnya, Zumi tertawa renyah. “Dalam hidup ini saya
serahkan pada ketentuan Allah SWT,” ucap pria yang disebut-sebut dekat
menjalin kasih dengan artis Ayu Dewi ini.
Begitu
juga ditanya soal target 2014, Zumi menjawab diplomatis. “Saya saat ini
diberikan amanah memimpin Tanjab Timur. Selanjutnya saya serahkan kepada
Allah,” ujarnya.
Soal kegemaran, Zumi mengaku
hobi berolahraga dan suka nonton film. Selain itu, AC Milan -klub liga
Italia-- adalah klub sepakbola favoritnya. Dan masalah bacaan, Zumi
gemar membaca ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan binatang.
Dalam
memimpin Tanjabtim, Zumi memetik pengalamannya selama di Inggris
menempuh studi master-nya. Di Inggris, Zumi mengaku mendapat pengalaman
menarik, karena Islam di sana menjadi minoritas. Meski demikian tak
membuat kaum minoritas menjalankan hak dan kewajibannya. “Di inggris
saya sempat lihat sebuah mushola kecil. Jamaah salat Jumat terpaksa
bergiliran dua kali dengan satu khotbah saja,” ungkapnya.
Dari
pengalaman itu lah, Zumi ingin Tanjabtim yang masyarakatnya heterogen
menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua golongan. Dalam memimpin,
Zumi ingin menjalankan hal-hal yang berimbang, tidak ada yang terlalu
ekstrem. Terlalu keduniawan atau terlalu agamis. Karena mengingat sosok
Zumi yang diidentikkan dengan sosok yang tercitra religius.
Satu
hal yang perlu juga diketahui dari sosok muda ini adalah ia mengaku
tidak suka jalan-jalan ke tempat yang tidak jelas tujuannya.
Langsung Pimpin Rapat dan Ajak Staf Salat Berjamaah
Hari
pertama bekerja sebagai Bupati Tanjung Jabung Timur(Tanjabtim), Zumi
Zola telah memberi kesan mendalam bagi seluruh stafnya. Sepanjang hari
kemarin (13/4), dia berada di kantornya.
Begitu memasuki kantor
bupati, di Bukit Menderang, Muarasabak, Tanjab Timur, Zumi Zola yang
juga didampingi wakilnya, Ambo Tang, langsung memimpin rapat staf. Rapat
yang dihadiri sekda, para asisten dan kepala bagian itu,
dimanfaatkannya untuk lebih mengenal figur setiap bawahannya.
Dalam
rapat yang berlangsung sekitar satu jam itu, Zumi Zola menekankan bahwa
semua pejabat sekretariat daerah harus bisa menjaga kekompakan. Dia
menegaskan bahwa sekretariat daerah sangat penting, karena merupakan
pusat koordinasi lintas sektoral. Karena itu pula, dia mengingatkan,
seluruh bagian harus saling mendukung dan menghargai satu sama lain.
“Semua
harus membangun habluminannas (hubungan sesama manusia) untuk menjaga
rasa kebersamaan,” kata Zola, memberi pesan. Membangun hubungan sesama
manusia memang penting menurut Zumi Zola.
Di awal rapat
kemarin, Zumi Zola tidak langsung menanyakan tugas dan fungsi para
pejabat. Dia menanyakan lama bertugas, latar belakang hingga kondisi
keluarga setiap pejabat. “Suasananya familier sekali. Beliau minta
seluruh pegawai mengutamakan kebersamaan,” jelas Hadi Firdaus, Kabag
Humas Setda Tanjabtim usai rapat.
Soal isu reshuffle yang santer
terdengar, bupati meminta agar semua staf tetap tenang bekerja. Dia
berkomitmen, penilaian terhadap bawahannya akan didasarkan pada kinerja
secara objektif. Yang berdedikasi, bisa mengaplikasikan setiap tugas
pokok dan fungsinya, tentu akan diberdayakan sesuai kemampuannya.
Menyinggung
beberapa hal yang menjadi perhatiannya, Zola meminta dalam waktu dekat
agar persoalan hutan mangrove, program lumbung pangan, pengelolaan
raskin dan soal konversi minyak tanah ke gas, dapat dikoordinasikan
segera. Zola juga mengingatkan bahwa komunikasi antara bupati dan staf
sangat penting. Meski dapat berkomunikasi via telepon, menurut Zola,
bertemu secara langsung akan lebih baik. “Tidak perlu terlalu formil.
Saya berharap kita bisa intensif berkomunikasi secara langsung,” kata
bupati dalam rapat tersebut.
Usai rapat, Zumi Zola langsung
menghampiri ruangan setiap bagian secara bergiliran. Satu per satu staf
setiap bagian disapa dan disalaminya. Karuan saja, beberapa staf yang
sedang bekerja sempat terkejut, beberapa di antaranya bahkan ada yang
salah tingkah. Ana, staf bagian Humas, mengaku terkejut ketika tiba–tiba
bupati sudah ada di depannya. Belum sempat Ana tersadar, malah bupati
termuda itu sudah mengulurkan tangan untuk bersalaman. “Beliau pesan
agar kita semangat bekerja dan tidak meninggalkan salat,” kata Ana.
Kepada
seluruh staf sekretariat daerah, Zola memang meminta agar Masjid Nur
Addarajat yang dekat dengan kantor bupati lebih diramaikan setiap datang
waktu shalat. “Nanti kita sama–sama ke masjid ya, untuk salat Zuhur
berjamaah,” kata Zumi Zola kepada seluruh staf bagian humas.
Usai
salat Zuhur, Zola langsung kembali ke kantornya. Tampak, beberapa
kepala dinas sudah menantinya di ruang tunggu. Dari pemantauan koran
ini, Zola meninggalkan kantor bupati hampir pukul enam sore.
Sehari Dilantik, Nama Zumi Zola Dicatut
Baru
sehari setelah dilantik, Bupati Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) Zumi
Zola langsung mendapat cobaan. Namanya dicatut seseorang untuk melakukan
aksi penipuan. Korbannya bernama Andi A (42), karyawan Bank Rakyat
Indonesia (BRI) Tanjab Timur.
Andi mengaku telah mentransfer
uang Rp 200 juta ke empat nomor rekening berbeda dari bank yang sama.
Sebelumnya, Andi mengaku mendapat telepon dari seseorang yang mengaku
sebagai Zumi Zola, Bupati Tanjab Timur yang baru dilantik, Selasa lalu.
Lelaki
yang mengaku bupati itu minta agar Andi mentransfer uang sebesar Rp 200
juta. Uang tersebut akan dipergunakan untuk pelunasan pembayaran SK
pelantikan di Kemendagri. Seperti sudah dihipnotis, Andi tak merasa
curiga, dan mengaku senang karena diberi kepercayaan. Dia lalu
mentransfer uang ke empat nomor rekening yang berbeda dengan enam kali
proses pengiriman.
“Ya, waktu menerima telepon dan ngobrol dengan
orang itu, saya merasa senang sekali karena merasa dipercaya. Apalagi
saya merasa kenal cukup dekat dengan Zumi. Dan saya ingat kalimat yang
dia pernah ngomong ke saya dulu, seperti ‘tolong dibantu’. Dan orang
yang menelepon itu juga mengucapkan kata-kata yang sama, yakni ‘tolong
dibantu’. Apalagi suara orang itu persis sama dengan suara Zumi dan
suara tertawanya pun terdengar sama,” ungkap Andi saat ditemui di kantor
Bupati Tanjabtim, kemarin (13/4).
Menurut dia, sebelum
mentransfer uang, mereka terlibat percakapan yang cukup lama, yakni tiga
jam, sejak pukul 09.00 hingga 12.00, kemarin (13/4). Awalnya, Andi tak
menanggapi permintaan si penelepon tersebut. Alasannya hanya mempunyai
uang sebesar Rp 30 juta di rekening pribadinya.
“Saya tidak punya
uang sebanyak itu, tapi si penelepon bilang ke saya, ya tolong kamu
bantu lah gimana caranya,” ungkap Andi, lagi. Dan si penipu pun berjanji
akan mengganti uang Rp 200 juta yang terpakai itu. “Nanti kamu datang
saja ke kantor saya, sekitar pukul 15.00, kata orang itu,” jelas Andi,
lagi.
Si penelepon minta agar Andi datang ke kantor bupati
sekitar pukul 15.00. Namun, Andi tak bisa, karena sudah mau pulang.
“Bagaimana kalau pukul 13.00 saja. Dan orang yang mengaku Zumi Zola itu
setuju, makanya saya datang ke sini (kantor bupati, Red) untuk
memastikan sekaligus menagih uang itu,” ujarnya.
Karena sudah
mendapat jaminan, akhirnya Andi memberanikan diri meminjam uang milik
tempatnya bekerja. Lalu mentransfer uang enam kali ke empat nomor
rekening berbeda, yakni rekening atas nama Zainul Ramli dua kali sebesar
Rp 20 juta dan kali kedua sebesar Rp 30 juta. Andi kemudian ditransfer
lagi ke rekening atas nama Rahmad Darmawan satu kali sebesar Rp 50 juta,
lalu ke rekening Muhammad Fadli dua kali sebesar Rp 20 juta dan Rp 30
juta.
Terakhir, Andi mentransfer rekening atas nama Hari Irawan
sebesar Rp 50 juta. Setelah mentransfer uang, Andi pun menunggu hingga
pukul 13.00. Setelah jam menunjukkan waktu perjanjian, dia langsung
mendatangi kantor bupati bermaksud menemui Bupati Tanjab Timur Zumi
Zola. Andi memang berhasil menemui Zumi, namun apesnya dia juga baru
sadar kalau dirinya tertipu.
“Saya baru sadar setelah sampai di
sini. Padahal saya orangnya teliti, jangankan mentransfer uang Rp 200
juta, Rp 500 ribu tidak akan saya transfer, kalau ada telepon semacam
itu,” jelasnya. Andi mengaku, ini untuk kali ketiga dia menerima telepon
berbau penipuan dengan meminta uang.
Bupati Tanjab Timur Zumi
Zola, kepada Jambi Independent menegaskan bahwa dirinya tidak pernah
meminta uang kepada pihak manapun. Dan dia merasa turut prihatin dengan
kejadian penipuan yang pelakunya sudah mencatut namanya dan merugikan
orang lain.
“Kita saat ini sedang memikirkan nasib masyarakat,
malah ada kejadian seperti ini yang merugikan masyarakat. Saya imbau,
agar masyarakat jangan percaya pada orang yang mengatasnamakan, nama
saya, meminta apapun, alasan apapun, baik itu berupa uang ataupun
barang,” tegas putra Zulkifli Nurdin, mantan Gubernur Jambi itu.
Terpisah,
Kapolres Tanjab Timur AKBP Budi Wasono mengatakan, aksi penipuan
melalui ponsel dengan modus pencatutan nama pejabat memang kerap
terjadi. Namanya pun juga sempat dicatut. “Aksi semacam ini memang kerap
terjadi. Dan atas kejadian ini kami imbau semua pihak agar lebih
hati-hati jangan sampai kejadian serupa dengan mencatut nama bupati
terjadi lagi,” katanya. (*)
No comments:
Post a Comment